Istri Cantik Dibegal Ayah Angkat yang Pengusaha (2)

Istri Cantik Dibegal Ayah Angkat yang Pengusaha (2)

Jumat, 6 November 2020, adalah hari yang tidak akan bisa dilupakan Duri. Waktu itu pulang kerja sekitar pukul 17.00. Duri yang njujug rumah mertua tidak mendapati Warsih di sana. Duri menduga Warsih sudah pulang. “Ibu mertua bilang, tadi Warsih memang ke rumah, tapi sudah kembali sebelum azan Jumat. Tergesa-gesa saya pulang sambil membawakan tahu campur kesukaan Warsih,” tuturnya. Ternyata Warsih tidak ada di rumah. Upaya Duri menanyakannya ke para tetangga tidak membuahkan hasil. Rata-rata mereka menyarankan Duri mencari Warsih di rumah mertua, seperti biasa. Ternyata sampai hampir pukul 22.00 Warsih belum juga pulang. Duri gelisah. Berbagai bayangan buruk silih berganti melintas di benak. Antara lain, sepulang dari rumah ibunya Warsih berjalan melamun dan disambar mobil yang melaju ugal-ugalan. Warsih ditolong penabraknya ke rumah sakit dst. Ada juga bayangan Warsih ke rumah tetangga yang punya sumur bis. Warsih memang suka ke sana, mencuci pakaian atau korah-korah. Tidak sengaja, Warsih terpeleset dan jatuh ke dalam sumur berkedalam lebih dari lima meter tersebut. Bayangan buruk Duri terhadap Warsih makin menyiksa karena istrinya tersebut belum pula memperlihatkan batang hidungnya hingga berhari-hari. Bahkan hampir seminggu. Ke mana dia? Hal seperti ini tidak pernah dilakukan Warsih. Warsih kabur? Minggat? Pikiran Duri mulai merambah ke mana-mana. Bisa saja ini terjadi, karena beberapa hari lalu Warsih sempat kecewa. Ulang tahunnya dilupakan Duri. Jangankan memberi hadiah, mengucapkan selamat saja tidak dilakukan. “Tapi, masa karena itu saja Warsih purik,” kata Duri menyuarakan isi hati. Tidak mau tersesat terlalu dalam oleh bayangannya sendiri, Duri semakin intens mencari keberadaan istrinya. Duri memperluas pencarian hingga ke rumah teman-teman Warsih, kerabat dekat, dan siapa pun yang mungkin dikenal istrinya. Tapi, semua upaya itu sia-sia. Warsih seolah raib ditelan bumi. Duri pontang-panting sendirian. Ia tidak mungkin melibatkan mertua yang sudah agak sepuh dalam pencarian Warsih. Ayahnya sendiri, sapa saja Khatam (55), sudah banyak membantu. Sebagai pedagang mobil dan motor bekas, Khatam memiliki banyak showroom  di beberapa kota. Semua karyawan dilibatkan dalam pencarian, tapi belum juga ada hasil. Lelaki ini dikenal dengan sebutan juragan mobil seken. Menurut Duri, Khatam sebenarnya bukan ayah kandung. Lelaki itu mengasuh Duri sejak pemilik kumis tipis ini masih duduk di bangku TK. Khatam adalah kerabat jauh ayah Duri, yang meninggal bersama ibunya dalam kecelakaan di jalur maut Jalan Kalianak. Motor yang mereka kendarai terlindas trailer hingga tak terbentuk. “Makanya saya merasa Ayah (Khatam, red) seperti ayah kandung sendiri. Apalagi Ayah hidup sendiri sejak istri beliau meninggal karena menderita kanker. Saya amat hormat dan menghargai beliau,” tutur Duri, yang menambahkan bahwa dalam keputusasaan, dia akhirnya melaporkan kehilangan Warsih ke polisi. (jos, bersambung)  

Sumber: