Cuaca Buruk, Pendapatan Nelayan Kenjeran Menurun

Cuaca Buruk, Pendapatan Nelayan Kenjeran Menurun

Surabaya, memorandum.co.id - Faktor cuaca berperan penting bagi para nelayan Kenjeran saat melaut. Kalau gelombang tinggi, angin kencang, dan hujan, maka mereka akan kesulitan menangkap ikan. "Jika cuaca buruk, maka kita tidak bisa bekerja  maksimal," ungkap salah seorang nelayan Kenjeran Suhadak kepada Memorandum, Minggu (15/12). Kondisi ini, menurut dia,  menyebabkan pendapatan nelayan pada tahun ini menurun, tapi tidak terlalu signifikan. "Pendapatan tahun ini turun 30 persen. Ini karena faktor cuaca yang kurang mendukung. Mudah-mudahan akhir tahun ini ada rezeki,"harap Suhadak. Biasanya, menurut dia, dirinya melaut bersama temannya. Namun, dalam dua pekan ini sebelum melaut harus melihat cuaca dulu. Apalagi ditambah perahu yang sudah tua, sehingga tidak memungkinkan. Apalagi, faktor cuaca kurang mendukung, otomatis nelayan tidak jadi melaut.“Namun, kalau sudah di tengah laut, tiba-tiba  cuaca buruk itu datang, ya kita pasrah dan tetap mencari ikan di laut tersebut,”terang dia. Begitu juga Nur Fadhil, seorang nelayan Kenjeran mengatakan, kebanyakan nelayan tidak melaut karena tangkapan menurun drastis akibat angin kencang disertai gelombang tinggi. Cuaca buruk yang melanda laut Kenjeran sudah berlangsung dua pekan lebih sehingga berdampak terhadap pendapatan. "Kami saat ini belum maksimal melaut. Selain tangkapan menurun juga berisiko kecelakaan laut akibat cuaca buruk tersebut,” ungkap dia. Sulitnya hasil tangkapan ikan di Pantai Kenjeran, Fadhil berharap ada kenaikan harga jual hasil tangkapan ikan para nelayan. Sebab, selama ini belum ada kenaikan harga untuk hasil ikan tangkapan tersebut. “Justru ketika para nelayan panen ikan pada bulan-bulan tertentu harga jualnya malah menurun,” tandas dia. Lebih jauh, Fadhil menerangkan, kesejahteraan para nelayan di Pantai Kenjeran harus ada ikut campur dari pemerintah. Di antaranya, ada pembinaan keselamatan bagi nelayan dari dinas terkait menghadapi cuaca ekstrem ketika melaut. Selain itu, Fadhil juga meminta kepada dinas terkait untuk memberikan pelatihan-pelatihan ilmu keahlian bagi anak-anak nelayan. Misalnya, keahlian otomotif, elektronik, serta menjahit. “Bukan berarti bapaknya nelayan, anaknya harus ikut-ikutan nelayan. Jika anak itu ngerti ilmu otomotif maupun elektronik, kan bisa membuka usaha kecil-kecilan dan tidak harus mengikuti orang tuanya nelayan selamanya,” pungkas dia.(why/dhi)

Sumber: