Demi Anak, Istri Terjerembab ke Jurang Kemusyrikan (4)

Demi Anak, Istri Terjerembab ke Jurang Kemusyrikan (4)

Kengototan Laksmi diejahwantahkan dengan tidak mau melayani Dirham bila keinginan diantar ke rumah wong pinter di lereng Penanggungan tidak dituruti. Laksmi bahkan mogok beraktivitas. Rumah jadi kotor karena tidak pernah disapu dan dipel. Dirham sering kelaparan karena Laksmi tidak pernah masak. Laksmi memenuhi kebutuhannya sendiri dengan membeli nasi bungkus di warung kopi ujung gang. Dirham akhirnya menyerah. Dengan berat hati dia mengantarkan Laksmi ke Mojokerto. Rumah Eyang Jostro ternyata berada di desa kecil lereng barat Penanggungan. “Orangnya ternyata masih muda. Sekitar 40 tahunan. Wajahnya bersih dan ganteng. Matanya tajam dan menyelidik seperti bergerilya. Jujur aku agak takut ketika pertama bertemu,” kata Dirham. Setelah ditemui sejenak, Laksmi diminta kembali lagi hari Kamis Wage. Pertemuan itu tak lebih dari 15 menit. Laksmi dibawa masuk ruang praktik, sedangkan Dirham disuruh menunggu di teras. Sepulang dari rumah Eyang Jostro, Dirham kembali mengingatkan Laksmi supaya mengurungkan niatnya meminta tolong wong pinter tadi. Tapi nggak direken. Dari nada bicaranya, sangat kelihatan bahwa Laksmi malah semakin yakin terhadap Eyang Jostro. Bukan tanpa alasan Dirham menekankan ketidaksetujuannya ketika Laksmi minta tolong Eyang Jostro. Selain memang tidak percaya terhadap kemampuan seorang dukun, dalam agama Dirham: percaya dukun adalah dosa besar. Sangat besar. Syirik. Musyrik. Tempat kembalinya ke neraka. Alasan terakhir Dirham: sikap Eyang Jostro yang mencurigakan ketika menangani Laksmi. Mengapa dukun itu menyuruh Dirham menunggu di luar, sementara istrinya justru diajak masuk berdua ke ruang praktik. “Mengapa aku nggak boleh masuk?” kata Dirham, kesal. Sampai di rumah terjadi perang. Dirham bersikeras melarang Laksmi melanjutkan upaya minta tolong Eyag Jostro, sebaliknya Laksmi ngotot tidak mau dihentikan. Laksmi bahkan mengancam Dirham akan kabur dari rumah bila kemauannya terus dihalang-halangi. Demi menjunjung kehormatan istri, terpaksa Dirham bersikap keras terhadap Laksmi. Untuk sementara Laksmi tidak diperbolehkan keluar rumah. Seluruh akses keluar-masuk rumah, baik pintu maupun jendela, dikunci. Satu-dua hari upaya ini sepertinya berhasil. Masuk hari ketiga, Laksmi tiba-tiba menghilang. Tampaknya dia kabur melalui jendela kamar belakang. Tengara ini muncul karena kaca jendela pecah berantakan dan berserakan di lantai. Tentu saja Dirham kelabakan. Dia mencoba mencari ke rumah mertua, namun nihil. Demikian pula ketika dicari di rumah kerabat-kerabat dekat. Juga teman-teman Laksmi, baik yang di dalam kota maupun yang di luar kota. Semua kosong. Hampir dua-tiga bulan Dirham berkeliling mencari Laksmi. Semua tempat sudah didatangi. Ibaratnya, lubang semut yang bisa menjadi persembunyian Laksmi sudah dilongok, tapi tak ada hasil. (jos, bersambung)  

Sumber: