Kapolda Jatim Apresiasi Kopi Curhat Ala Bhabinkamtibmas Rejosari Tulungagung

Kapolda Jatim Apresiasi Kopi Curhat Ala Bhabinkamtibmas Rejosari Tulungagung

Tulungagung, memorandum.co.id - Banyak cara dilakukan oleh anggota polisi untuk semakin mendekat dan bersatu dengan masyarakat, sekaligus menjadi teman curhat bagi warga ketika menghadapi kesulitan, sampai menemukan solusi. Seperti yang digagas oleh Bhabinkamtibmas Desa Rejosari, Polsek Gondang, Polres Tulungagung, Aipda Oktafrian Witdiantoro. Tak tanggung-tanggung, inovasinya menghidupkan program Kopi Curhat Pak Ndan mendapatkan apresiasi dari Kapolda Jawa Timur, Irjenpol Toni Harmanto. Frian, sapaan akrab bhabinkamtibmas yang memprakarsai, menginspirasi, dan berperan aktif sebagai bhabin cangkrukan. Frian selalu memberikan kopi kepada warga saat cangkrukan di wilayah kerjanya. Yakni di Desa Rejosari, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung. Ditemui ketika menggelar Kopi Curhat di Desa Rejosari, Frian mengatakan, inspirasi kopi curhat pak ndan ini bermula saat banyaknya warga yang mengajaknya ngopi setiap kali bertemu. Padahal, untuk ngopi harus dilakukan di warung kopi. "Inspirasinya bermula karena setiap kali ketemu masyarakat selalu diajak ngobrol sambil ngopi. Lha kalau ngopi kan harus ke warung kopi. Lha ini, akhirnya saya muncul ide agar bisa ngopi dengan warga di mana saja. Bisa di pinggir sawah, di bawah pohon, atau di mana saja tanpa harus ke warung kopi," ucapnya, Kamis (8/6/2023). Kondisi ini kemudian membuatnya berfikir kreatif. Selanjutnya Frian memodifikasi kendaraan dinasnya dengan menambahkan satu kotak kayu di bagian belakangnya. Gunanya untuk menaruh peralatan kopi yang siap dipakai di mana saja. Mulai dari kompor gas portabel, panci, gelas plastik, sendok, snack, kopi sachet dan gula. Bahkan Frian juga membawa alas duduk yang siap digelar di mana saja setiap kali bertemu warga. "Awalnya itu tahun 2023 awal, tapi belum banyak yang tahu dan masih sederhana alat-alatnya. Akhirnya ada perintah dari pimpinan untuk lebih dibuat bagus dan diberi identitas di kotak kayunya. Akhirnya saya bagusin dan saya cat, ada identitasnya juga," jelasnya. Frian berkisah, kegiatannya itu kemudian diberi nama Kopi Curhat Pak Ndan. Sebab, selama ini warga sekitar lebih mengenalnya sebagai pak ndan. Dan setiap kali bertemu lebih sering memanggilnya dengan sebutan pak ndan, ketimbang namanya. "Kenapa namanya pak ndan. Ya karena warga itu setiap kali ketemu saya sejak tahun 2015 itu pasti manggilnya pak ndan. Akhirnya keterusan sampai sekarang," ungkapnya. Warga yang ditemuinya di pinggir sawah, atau saat bersantai, kemudian diajak ngopi bersama sehingga akan merasa lebih dekat dan merasa tidak berjarak dengan polisi. Dari situlah masyarakat kemudian bisa membagikan masalah - masalah maupun kendala yang dialaminya selama ini. "Respon masyarakat ya bagus, baik dan bisa lebih akrab dan gayeng seperti ini. Masalah dan kendala mereka bisa disampaikan di acara seperti ini. Santai tapi bisa masuk ke masyarakat," terangnya. Frian menuturkan, tidak hanya anak muda saja, dirinya juga acap kali mendekati komunitas yang dianggap terpinggirkan. Seperti misalnya penyandang disabilitas di wilayah kerjanya. "Kita rangkul semuanya mas, termasuk penyandang disabilitas juga kita bantu. Karena mereka juga bagian dari masyarakat," tuturnya. Frian juga kerap kali membantu penyandang disabilitas agar bisa mendapatkan penghidupan yang layak dan tidak minder. Bahkan dirinya acap kali memberikan motivasi, serta merangkul mereka dengan beragam kegiatan positif di lingkungan masyarakat. Hal ini diakui oleh salah satu penyandang disabilitas, Pak Pri. Menurutnya, selain mengajak warga untuk ngopi bareng di lokasi, bhabinkamtibmas yang satu ini juga kerap mengumpulkan penyandang disabilitas lain untuk diajak olahraga bersama. Sehingga tercipta kerukunan dan hubungan baik sesama warga di Desa Rejosari. "Biasanya sama pak Ndan ini diajak voli bola plastik bersama-sama," ucapnya. (fir/mad/udi)

Sumber: