Apakah Memberi Orang Tua Termasuk Sedekah, Berikut Penjelasannya
Surabaya, Memorandum.co.id - Sedekah merupakan salah satu amalan mulia yang dilakukan dengan memberikan sesuatu kepada orang lain dengan ikhlas.
Perintah untuk bersedekah di dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 245, Allah SWT berfirman:
مَّن ذَا ٱلَّذِى يُقْرِضُ ٱللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَٰعِفَهُۥ لَهُۥٓ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَٱللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۜطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Artinya: "Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan memperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan." (QS Al-Baqarah: 245).
Apakah Memberi Kepada Orang Tua Termasuk Sedekah, berikut penjelasannya Memberi kepada orang tua termasuk bagian dari sedekah. Muhammad Anwar Ibrahim dalam buku Agar Selalu Dimudahkan-Nya menjelaskan salah satu cara untuk menunjukkan bakti kepada kedua orang tua (birrul walidain) ialah memberikan infaq (shadaqah) kepada keduanya.
Dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 215, Allah SWT berfirman:
يَسْـَٔلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَ ۖ قُلْ مَآ أَنفَقْتُم مِّنْ خَيْرٍ فَلِلْوَٰلِدَيْنِ وَٱلْأَقْرَبِينَ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا۟ مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ
Artinya: "Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan". Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya." (QS Al-Baqarah: 215).
Ayat tersebut menjelaskan apabila seseorang telah berkecukupan dalam hal harta, maka hendaklah ia menafkahkan atau bersedekah atas harta tersebut. Allah SWT melalui ayat tersebut bahkan menganjurkan kepada umatnya untuk bersedekah kepada kedua orang tua.
Sedekah Kepada Keluarga Lebih Utama dari Orang Lain, Selain dianjurkan bersedekah kepada kedua orang tua, ajaran Islam juga lebih mengutamakan sedekah untuk keluarga daripada orang lain.
Imam al-Ghazali dalam bukunya Mukasyafatul Qulub mengemukakan bahwa sedekah kepada orang miskin nilainya adalah satu sedekah. Sedangkan sedekah kepada keluarga mendapatkan dua nilai, yaitu pahala sedekah dan pahala menyambung hubungan keluarga (silaturahmi).
Dilansir dari NU Online, Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzab mengemukakan bahwa ulama telah sepakat apabila bersedekah kepada keluarga lebih utama dibandingkan orang lain.
Di antara hadits yang mendasari pernyataan Imam Nawawi tersebut yaitu hadits dari Abu Sa'id al Khudri sebagai berikut:
خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَضْحًى أَوْ فِطْرٍ إِلَى المُصَلَّى، ثُمَّ انْصَرَفَ، فَوَعَظَ النَّاسَ، وَأَمَرَهُمْ بِالصَّدَقَةِ، فَقَالَ: «أَيُّهَا النَّاسُ، تَصَدَّقُوا»، فَمَرَّ عَلَى النِّسَاءِ، فَقَالَ: «يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ، تَصَدَّقْنَ، فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ» فَقُلْنَ: وَبِمَ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ، وَتَكْفُرْنَ العَشِيرَ، مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ، أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الحَازِمِ، مِنْ إِحْدَاكُنَّ، يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ» ثُمَّ انْصَرَفَ، فَلَمَّا صَارَ إِلَى مَنْزِلِهِ، جَاءَتْ زَيْنَبُ، امْرَأَةُ ابْنِ مَسْعُودٍ، تَسْتَأْذِنُ عَلَيْهِ، فَقِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَذِهِ زَيْنَبُ، فَقَالَ: «أَيُّ الزَّيَانِبِ؟» فَقِيلَ: امْرَأَةُ ابْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ: «نَعَمْ، ائْذَنُوا لَهَا» فَأُذِنَ لَهَا، قَالَتْ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ، إِنَّكَ أَمَرْتَ اليَوْمَ بِالصَّدَقَةِ، وَكَانَ عِنْدِي حُلِيٌّ لِي، فَأَرَدْتُ أَنْ أَتَصَدَّقَ بِهِ، فَزَعَمَ ابْنُ مَسْعُودٍ: أَنَّهُ وَوَلَدَهُ أَحَقُّ مَنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَلَيْهِمْ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صَدَقَ ابْنُ مَسْعُودٍ، زَوْجُكِ وَوَلَدُكِ أَحَقُّ مَنْ تَصَدَّقْتِ بِهِ عَلَيْهِمْ
Artinya: "Suatu ketika Rasulullah SAW keluar menuju masjid untuk menunaikan ibadah sholat Idul Adha dan Idul Fitri. Setelah sholat, beliau menghadap warga sekitar memberikan petuah-petuah kepada masyarakat dan menyuruh mereka untuk bersedekah. 'Wahai para manusia, bersedekahlah!' Pesan Nabi.
Kemudian ada beberapa wanita yang tampak lewat, terlihat oleh Baginda Rasul. Rasul pun berpesan 'Wahai para wanita sekalian, bersedekahlah! Sebab saya itu melihat mayoritas dari kalian adalah penghuni neraka!'
Para wanita yang lewat menjadi heran, apa hubungannya antara menjadi penghuni neraka dengan bersedekah sehingga mereka bertanya, 'Kenapa harus dengan bersedekah, Ya Rasul?'
Rasulullah SAW menjawab, 'Karena kalian sering melaknat dan kufur terhadap suami. Aku tidak pernah melihat seseorang yang akal dan agamanya kurang namun bisa sampai menghilangkan kecerdasan laki-laki cerdas kecuali hanya di antara kalian ini yang bisa, wahai para wanita.'
Selepas Rasulullah berkhutbah di hadapan masyarakat, beliau bergegas pulang ke kediaman. Setelah sampai rumah, Zainab, istri Abdullah bin Mas'ud meminta izin untuk diperbolehkan masuk bertemu kepada Baginda Nabi. Nabi pun mempersilakan.
Ada yang memperkenalkan, 'Ya Rasulallah, ini Zainab.' Rasul balik bertanya, 'Zainab yang mana?' 'Istri Ibnu Mas'ud.' 'Oh ya, suruh dia masuk!'
Zainab mencoba berbicara kepada Nabi, 'Ya Rasul. Tadi Anda menyuruh untuk bersedekah hari ini. Ini saya punya perhiasan. Saya ingin menyedekahkan barang milikku ini. Namun, Ibnu Mas'ud (suamiku) mengira bahwa dia dan anaknya lebih berhak saya kasih sedekah daripada orang lain.'
Rasul pun menegaskan, 'Memang benar apa yang dikatakan Ibnu Mas'ud. Suami dan anakmu lebih berhak kamu kasih sedekah daripada orang lain.' (HR. Bukhari No. 1462).
Dengan demikian, memberi kepada orang tua termasuk bagian dari sedekah dan bersedekah kepada keluarga lebih utama dibandingkan orang lain. (*/Rdh)
Sumber: