Derita Panjang Pasca Perkawinan Selepas SMA Membawa (1)

Derita Panjang Pasca Perkawinan Selepas SMA Membawa (1)

Ketika membuka pintu kamar kapal wisata yang bergerak dari Surabaya menuju Lombok, mendadak Wawan (samaran) tertegun. Istrinya, sebut saja Wati, melihat pemandangan yang tidak pernah terduga. “Wati duduk di pangkuan seorang lelaki yang sedang selonjor di kursi santai di geladak kapal,” kata Wawan menceritakan awal mula dirinya berada di ruang tunggu Pengadilan Agama Surabaya, beberapa waktu lalu. Wawan yang tak pernah mencurigai Wati suka bermain api di balik tirai harmonis rumah tangganya hanya diam. Menahan amarah di dada. Dia hanya menatap tajam istrinya tadi, lantas melangkah ke kafe. Memesan secangkir kopi. Dia sengaja tidak menyapa Wati karena akan percuma saja. Toh mereka sudah lama tidak akur. Bahkan sudah lebih dari enam bulan pisah ranjang. “Aku makin percaya bahwa kami memang harus berpisah,” kata Wawan. Diakui Wawan bahwa awalnya dia yang salah. Menyakti hati Wati. Dia tepergok istrinya tersebut ber-chatting ria dengan teman SMA-nya sepulang dari reuni di Malang. Tapi Wawan mengaku sekadar chatting. Guyon ala anak sekolah. Namun persepsi Wati berbeda. Dia mengiran Wawan CLBK (cinta lama bersemi kembali) dengan teman SMA tadi, sebut saja Lina. Wati uring-uringan. Wawan yang merasa tidak ada apa-apa antara dirinya dan Lina semula cuek saja. Ia meyakini hanya terjadi salah paham dengan Wati. Ternyata lebih dari itu. Wati yang semula tersulut emosinya makin menyala ketika pernah memergoki menghubungi Wawan. Kebetulan yang menerima panggilan HP saat itu memang dia. Wati tidak percaya penjelasan Wawan bahwa tidak ada apa-apa antara dirinya dengan Lina. Tapi Wati menganggap Wawan berbohong dan menutupi kenyataan yang ada. “Padahal sungguh, kami tidak ada apa-apa,” kata Wawan, yang mengaku mencoba bersabar setiap mendapat tuduhan dari Wati. Dia tak pernah membantah, tapi justru membalas tuduhan tadi dengan bersikap makin mesra dengan sang istri. Untunglah lambat laun sikap Wati mulai kembali menjadi baik. Tidak pernah lagi bersikap tidak baik kepada sang suami. Komunikasi yang sempat terputus cukup lama kembali tersambung. Tapi celaka. Di tengah keharmonisan yang kembali tercipta, suatu yang tak terduga terjadi. Tiba-tiba saja Lina muncul. Perempuan yang sudah baru saja ditinggal mati suaminya karena sakit itu muncul di rumah. Lina mampir untuk menyampaikan undangan dari teman SMA mereka yang berencana mengkhitankan anaknya. “Wati yang waktu itu melihat Lina bergegas menutup pintu dan menyemprotku,” kata Wawan. Lelaki yang mengaku sudah tidak pernah menghubungi Lina tersebut dikata-katai dengan kata-kata kotor. Wawan diam saja. Dia tidak ingin terlihat terjadi perselisihan dengan Wati. Itu dilakukan karena Lina sudah telanjur berdiri di ruang tamu. Perempuan itu terlihat kikuk melihat apa yang terjadi di hadapannya. Dia memang tidak pernah tahu apa yang terjadi antara Wawan dan istrinya. (jos, bersambung)  

Sumber: