Wali Kota Eri Cahyadi Bertemu Kapolrestabes Surabaya di Balai Kota
Surabaya, memorandum.co.id – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Kapolrestabes Surabaya Kombespol Pasma Royce melakukan pertemuan di Balik Kota Surabaya. Ada beberapa hal yang dibicarakan terkait isi-isu yang berkembang belakangan ini. Salah satunya itu kekerasan terhadap anak dan terkait assesmen Stadion Gelora Bung Tomo yang menjadi home base Persebaya selama liga 1 bergulir. Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan dalam pertemuan tertutup dengan Kapolrestabes Surabaya di ruang dinas wali kota yang pertama terkait membahas persiapan penggunaan Stadion Gelora Bung Tomo tanggal 28 Mei dan 18 Juni sekaligus untuk persiapan liga 1 2023/2024. Yang kedua terkait dengan warga di Sambikerep yang membakar istri dan kedua anak tirinya. Dengan penanganan Polrestabes Surabaya proses yang cepat maka prosesnya juga berjalan. Dan kemarin telah berdiskusi bersama Pak Kapolrestabes dengan kita datang ke rumah sakit dan berbicara terkait biaya yang disampaikan kalau biaya ditanggung sendiri itu tidak. Biayanya Itu ditanggung Rumah Sakit dr Soetomo juga pemerintah kota. "Jadi saya berterimakasih Bu Gubernur, RS dr Soetomo, sehingga kami di pemerintah kota juga memberikan hal terbaik warga Kota Surabaya. Jadi kalau ada yang bayar kita di sambil melihat proses hukumnya sambil berjalan. Karena memang kegiatan yang berhubungan dengan seperti itu ditanggung BPJS," kata Eri Cahyadi, Rabu (17/5/2023). "Tapi kita sudah berbicara sebenarnya dengan RS dr Soetomo dan sudah kita sampaikan ke pihak keluarga tidak usah bingung karena sudah ditanggung pemerintah," lanjut Wali Kota yang kerap disapa Cak Eri ini. Sementara itu Kapolrestabes Surabaya Kombespol Pasma Royce menambahkan terkait kasus curanmor, seperti patah tumbuh hilang lagi. Jadi kita beberapa kali melakukan pengungkapan termasuk hari ini melakukan penangkapan dan menindak tegas pelaku curanmor. "Namun kami tidak hanya dalam sisi penegakan hukum tapi juga pencegahan akan lebih kami optimalkan untuk menghadirkan anggota kami (polisi) supaya bisa mengedukasi masyarakat supaya bisa lebih berhati-hati dalam meninggalkan kendaraannya," ucap Kombespol Pasma. Contoh seperti di Tenggilis yang akan diekspos oleh kapolsek. Kendaraan diparkir dipinggir jalan kuncinya nempel, ada orang lewat motor dibawa kabar. Yang seperti ini harus diedukasi ke masyarakat supaya lebih hati-hati terutama kendaraan yang memiliki merek tertentu. "Ada kecenderungan dari pelaku ini mengambil merek yang sama. Karena itu mudah untuk dilakukan pencurian atau pengambilan barang tersebut," kata Pasma. Sebagai upaya untuk menindak pelaku curanmor yaitu dengan dilakukan penilangan manual. Salah satu upaya kita yaitu dengan melakukan razia secara masif sebagai upaya untuk mereduksi curanmor terus juga untuk mengurangi tingkat kecelakaan laka lantas yang cukup tiap hari ada kejadian. "Supaya dalam berkendaraan masyarakat lebih tertib kembali," ungkapnya. Selanjutnya untuk penanganan kekerasan dan pelecehan pada anak perlu adanya kerjasama dengan pihak terkait dengan penanganan terhadap anak. Bahwa yang paling utama adalah tingkat pengawasan dari orang tua dan orang terdekat. Seperti contoh beberapa waktu lalu seperti pelaku dengan orang tuanya bekerja anaknya memiliki kedekatan sehingga terjadi pelecehan. Ini harus ada penjagaan orang tua yang paling optimal. "Kami juga melakukan sosialisasi dan imbauan di sekolahan baik melalui kegiatan pertemuan secara formal maupun non formal juga pemberian melalui media sosial," pungkas Pasma. Eri Cahyadi juga menambahkan bahwa pemkot juga masih memberikan materi sosialisasi di sekolahan. Kami juga punya Puspaga (pusat pembelajaran keluarga) di balai RW dan juga di Siola. Itu juga tidak lepas dari pendampingan Polrestabes Surabaya karena unit perlindungan anak dan perempuan itu bekerjasama dengan pemkot. "Jadi kita jalan bersama," kata Eri Cahyadi. (rid/ziz)
Sumber: