Gandeng Petugas Gabungan, Dinsos Tulungagung Tekan Gelandangan dan Pengemis

Gandeng Petugas Gabungan, Dinsos Tulungagung Tekan Gelandangan dan Pengemis

Tulungagung, memorandum.co.id - Keberadaan gelandangan dan pengemis yang masuk kategori pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS), terus dirazia oleh Dinas Sosial Kabupaten Tulungagung bersama Satpol PP dan petugas gabungan dari instansi terkait. Seperti pada Senin (15/5/2023), petugas gabungan kembali menggelar razia terhadap pengemis dan gelandangan. Kali ini, razia menyasar beberapa titik. Di antaranya Simpang Empat Ketanon, Simpang Empat Rumah Sakit Lama, dan Simpang Empat BTA Tulungagung. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tulungagung, Wahiyd Masrur menyampaikan, penanganan keberadaan pengemis dan PPKS lainnya di Kota Marmer perlu dilakukan secara sinergi. "Kita lakukan secara sinergi dengan dinas instansi lain di Tulungagung, termasuk dengan satpol PP," terangnya. Wahiyd menjelaskan, dengan memerankan peran dan tupoksinya masing-masing, pihaknya yakin, nantinya keberadaan pengemis di Kabupaten Tulungagung bisa ditekan hingga dihilangkan. "Kita bisa bersama-sama menekan jumlah PPKS dan pengemis. Sehingga Tulungagung bukan tempat yg ramah untuk mereka. Kita juga kedepankan pembinaan bagi mereka yang mau mendapatkan pelatihan," jelas dia. Selain itu, Wahiyd juga meminta peran masyarakat untuk tidak dengan mudah memberikan sedekahnya kepada pengemis. Sebab, kebiasaan ini dapat memancing pengemis dari luar kota untuk mencari uang di wilayah Kabupaten Tulungagung. Hal itu terbukti dari jumlah pengemis yang selama ini diamankan dalam razia. Di mana separuhnya merupakan warga luar kota. Seperti dari Kediri, Blitar, dan Jombang. Bahkan terbaru ada pengemis yang berasal dari Kertosono. Sementara Sekretaris Satpol PP Kabupaten Tulungagung, Yulius Rahma Isworo mengatakan, usai terjaring razia, kemudian para pengemis dan gelandangan itu didata. Selanjutnya pihaknya menyerahkan proses dan penanganannya kepada Dinas Sosial Kabupaten Tulungagung, yang telah memiliki sejumlah program menangani keberadaan mereka. "Betul, ada yang dari Kertosono juga. Kita juga lakukan perubahan jam razia, dari yang biasanya pagi menjadi sore, bisa juga nanti malam hari," ungkapnya. (fir/mad)

Sumber: