Pengerjaan Jalan Rusak di Surabaya Dilakukan Bertahap

Pengerjaan Jalan Rusak di Surabaya Dilakukan Bertahap

Surabaya, memorandum.co.id - Sejumlah ruas jalan di pinggiran Surabaya banyak yang bergelombang. Bahkan kondisinya rusak hingga berlubang. Hal tersebut dinilai ada tumpang tindih prioritas antara fasilitas infrastruktur pusat kota dan pinggiran. Salah satu contoh kondisi Jalan Wiyung yang memperihatinkan. Akses jalan menuju Lakarsantri maupun sebaliknya itu bergelombang. Beberapa juga terlihat aspal yang mengelupas. Kondisi serupa juga tempak di Jalan Tanjungsari, Asemrowo. Jalan beraspal disana banyak yang bergelombang. Ketua Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya Baktiono mengatakan bahwa saat ini pengerjaan dilakukan secara bertahap. "Sekarang sudah mulai dibangun, karena kalau ditengah Kota seharusnya tanggung jawabnya pemerintah Provinsi Jatim. Yang dalam kota atau di kampung itu tanggung jawab Pemkot Surabaya. Tapi pemkot juga menambal dan memperbaiki yang ditengah kota atau jalan jalan protokol," kata Baktiono diwawancarai Memorandum, Selasa (9/5/2023). Pengerjaan infrastruktur jalan lanjutnya, sempat berheti ketika wabah pandemi Covid-19. Sehingga anggaran yang sudah ada digunakan untuk penanganan wabah virus tersebut. "Sekarang mulai dikerjakan untuk 2023. Kita pernah berhenti waktu Covid-19 dua tahun. Karena semua anggaran diarahkan atau direkondisi untuk Covid. Sekarang kita mulai start," paparnya. Disinggung apakah pemkot hanya memprioritaskan pengerjaan jalan di tengah kota, Baktiono menegaskan bahwa pada dasarnya semua infrastruktur jalan yang perlu dibenahi pasti mendapat penanganan. "Semuanya akan bangun, tapi bertahap. Jadi prioritas yang banyak genangan," imbuhnya. Sementara untuk jalan lingkar luar barat, kata Baktiono hampir selesai pengerjaannya. "Kalau yang lingkar luar barat hampir selesai, terget selesai tahun depan. Karena jalur tol sumo kan sudah dibuka semua di wilayah barat," jelasnya. "Nah nanti kita akan arahkan ke jalan lingkar luar timur, karena lingkar barat penduduknya lebih sendikit dari lingkar timur. Lingkar timur banyak terjadi kemacetan kemacetan. Maka nanti kita mulai progres kita kerjakan di lingkar timur. Tetapi itu butuh pembebasan lahan," ujar Baktiono. Menurutnya untuk pembebasan lahan tidak akan cukup untuk APBD Kota. Karena menelan biaya triliun-an. "Maka harus ada sharing anggran pemerinta pusat, provinsi dan kota," pungkasnya. (alf/ziz)

Sumber: