Walikota Malang Pastikan UKD Berjalan Lancar dan Nyaman

Walikota Malang Pastikan UKD Berjalan Lancar dan Nyaman

Malang, memorandum.co.id - Walikota Malang, Drs Sutiaji mengapresiasi pelaksanaan pelaksanaan Ujian Kelulusan Dasar (UKD) dan Ujian Sekolah. Pasalnya, infrastruktur serta sarana, cukup memandai dan siap. Sehingga pelaksanaan, bisa berjalan dengan lancar dan nyaman. Hal itu disampaikannya, saat memantau di dua sekolah sampling, yakni SD Muhammadiyah 9 serta SMP Negeri 16, Selasa (9/5/2023). "Saya memastikan, bagaimana kesiapan infrastruktur, terkait dengan peralatan. Seperti di SMPN 16, menggunakan HP. Sedangkan di SD Muhammadiyah 9, memakai Laptop atau PC," terang Walikota Malang, Sutiaji, Selasa (09/06/23). Infrastruktur lain, lanjut Sutiaji, adalah terkait dengan jaringan. Jika di HP kuotanya tidak tercukupi, maka ada bantuan dari sekolah memakai laptop. Infrastruktur, kata Walikota Malang, merupakan sebuah supporting kepada siswa. Dalam pelaksanaan, siswa juga jangan sampai ada rasa takut, cemas dan lainya. "Karena sesungguhnya, sekarang ini model pembelajaran yang menyenangkan. Melalui program merdeka belajar. Ketika situasi di lingkungan, agak ndak enak, tidak nyaman, bisa mengurangi potensi anak," lanjutnya. Dari dua sekolah yang diambil sampling, baik negeri dan swasta, menunjukkan tidak ada dualisme pendidikan. Tidak ada ketimpangan antara negeri dan swasta. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Suwarjana menerangkan, tujuan UKD, adalah untuk jalur prestasi rapot ke jenjang SMP Negeri. "Untuk anak anak dari luar kota Malang, tapi domisili di Kota Malang, pasti ingin mengikuti PPDB jalur prestasi rapot. Karena itu, harus ikut UKD," terangnya. Disinggung jumlah dari luar kota, ia menyebut, nantinya akan ditempatkan di satu lokasi. Lebih lanjut ia menerangkan, ujian untuk menilai, ketuntasan di SD/MI selama 6 tahun. Kemudian, UKD selain pengganti ujian sekolah juga untuk masuk ke SMP. Karena, jika tidak dengan itu, hanya pakai nilai rapot saja, menjadi tidak terstandar. "Makanya, kami standarkan dengan nilai satu. Soalnya juga sama. Ini untuk keadilan bagi anak dan mengukur kecerdasannya," pungkasnya.(edr/ziz)

Sumber: