ABK KMN Farhan Ramadhan 02 Meninggal Dunia saat Melaut, Dievakuasi di Sendangbiru
Malang, memorandum.co.id - Salah satu Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Motor Nelayan (KMN) Farhan Ramadhan 02 bernama Amir (24), warga Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene, Kepulauan (Pangkep) Sulawesi Selatan diketahui telah meninggal dunia saat berada di Samudera Hindia, Selasa (2/5). Kasihumas Polres Malang, Iptu Ahmad Taufik menyampaikan adanya kejadian tersebut. “Berdasarkan informasi, meninggalnya itu saat berangkat melaut hendak mencari ikan,” terangnya, Kamis (4/5/2023). Taufik menjelaskan, kejadian ini dilaporkan oleh nakhoda perahu Rijal Wiranto (23) pada Satuan Kepolisian Perairan dan Udara (Satpolairud) Polres Malang. Seketika, jajaran Satpolairud langsung melakukan evakuasi pada jenazah ABK yang meninggal dunia di perairan Sendangbiru, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Pada laporan yang dilakukan oleh nakhoda perahu, saat itu posisi KMN Farhan Ramadhan 02 berada pada titik koordinat LS 10°20'00,2436'' BT 114°08'31.3584. “Meninggalnya salah satu ABK tersebut masih dalam perjalanan melaut, sekitar pukul 17.00 WIB menuju Samudera Hindia untuk mencari ikan,” kata Taufik. Taufik menambahkan, sebetulnya atas kejadian itu langsung melaporkan, namun karena terkendala sinyal komunikasi, pihaknya baru bisa menghubungi Satpolairud dan meminta bantuan evakuasi pada Rabu (3/5/2023). Personel Satpolairud yang berjaga mendapat informasi ada seorang ABK yang meninggal saat dalam perjalanan melaut di Samudera Hindia segera berkoordinasi dengan Keamanan Laut Terpadu (Kamladu) TNI AL, Dinas Kelautan dan Perikanan, SAR dan tim kesehatan. “Kemudian secara bersama-sama melakukan evakuasi jenazah dari perairan Sendangbiru, selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA, red) Kota Malang untuk dilakukan otopsi,” imbuh Taufik. Berdasarkan keterangan saksi ABK KMN Farhan Ramadhan 02, Ambo Rappe (27), sebelum meninggal almarhum sempat muntah darah lalu tidak sadarkan diri. ABK yang lain sempat berupaya memberikan pertolongan, namun tidak membuahkan hasil. “Kami juga koordinasi dengan Pihak RSSA Kota Malang untuk proses pemeriksaan jenazah untuk mengetahui penyebab kematian, selain itu juga menghubungi pihak keluarga di Sulawesi Selatan,” terangnya. Sementara itu, hasil pemeriksaan dokter jaga Instalasi Forensik mengatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik pada tubuh korban. Korban meninggal diduga karena sakit yang diderita selama ini. “Hasil pemeriksaan dokter di Rumah sakit Saiful Anwar, tidak ditemukan adanya tindak kekerasan dalam insiden tersebut, salah satu keluarga yang berhasil dihubungi mengatakan bahwa ABK Amir mempunyai riwayat sakit sesak nafas,” kata Taufik. Selanjutnya, jenazah masih disimpan di kamar mayat RSSA menunggu kedatangan keluarga untuk dimakamkan di tempat asalnya Sulawesi Selatan.(kid/ari/ziz)
Sumber: