Pernikahan Sekitar 2.000 Menit Antara Eko dan Ona (2)

Pernikahan Sekitar 2.000 Menit Antara Eko dan Ona (2)

Orang tua Eko menjanjikan mas kawin berupa satu unit rumah, satu unit mobil, dan deposito kepada Ona. Mendengar janji itu, tampaknya orang tua Ona kaget dan terkesima. “Tak hanya orang tuanya, Ona sendiri sempat terpesona oleh janji itu. Dia pelan-pelan bahkan luluh dan akhirnya bersedia menikah dengan Eko,” kata Win. Ona berharap agar pengorbanan yang dia berikan mampu mengangkat derajat keluarga. Terutama orang tua yang sudah lama bergelut dengan status kemiskinan. “Akhirnya disepakati bakal digelar pesta penikahan mewah Eko dan Ona,” kata Win. Tapi sebelum itu, Ona minta diizinkan untuk bertemu sekali saja bertemu sang kekasih, sebut saja Azis. Dan benar. Seminggu sebelum hari H, Azis menemui Ona di rumahnya di kawasan Sawahan. Entah apa yang mereka perbincangkan, Win tidak menanyakan hal itu lebih jauh kepada kliennya. Yang jelas beberapa hari kemudian pesta pernikahan Eko dan Ona digelar amat mewah di sebuah hotel kawasan Mayjen Sungkono. Tamu yang datang melimpah. Baik dari kalangan eksekutif, judikatif, pengusaha, maupun pentolan-pentolan geng kota. “Orang tua Eko memang sangat dikenal di kota ini,” kata Win. Sekitar 3-4 jam usai resepsi, Eko dan Ona masuk kamar pengantin yang disediakan di hotel bintang lima tersebut. Pintu pun ditutup. Tapi setelah itu tidak terdengar apa-apa dari kamar tersebut. Win terlihat menahan senyum, kemudian bercerita bahwa saat itu Ona mendadak pingsan setelah melihat barang milik suami barunya. Bukan karena kagum, tapi karena kecewa. Sebab, barang milik suaminya teramat sangat kecil sekali. Entah berapa lama perempuan tersebut tidak sadarkan diri. Yang jelas ketika tersadar dia melihat Eko tertidur pulas di lantai kamar hotel. Tubuhnya yang sebesar kingkong nglimbruk bak karung berisi padat di atas karpet. Terdengar suara ngorok senggar-senggur yang cukup keras. Ona sempat linglung sebelum akhirnya memutuskan pergi dari tempat itu. Tidak pulang atau pergi ke rumah mertua barunya, melainkan keluar begitu saja dan melangkah entah ke mana. Gak jelas. Setelah melalui jalan panjang yang mengarah ke barat, arah HR Muhammad, Ona memutuskan balik arah ke rumah mantan kekasihnya di kawasan Kutei. Cukup melelahkan berjalan pada dini hari itu. Ona ketuk rumah Azis. Menjelang kumandang azan Subuh itu keluar lelaki paruh baya ayah Azis. Ona berhambur jatuh ke dada lelaki tersebut. Setelah itu kembali Ona tidak sadar diri. “Dia cukup lama dirawat di rumah Azis. Setelah sadar, dia memutuskan hendak menggugat cerai suaminya apa pun yang terjadi. Ia tidak peduli apakah keputusan itu bakal menimbulkan masalah kepada orang tuanya. “Dia mengaku tidak sanggup hidup dengan Eko yang sangat jauh dari idola dan angan-angannya. Biar tidak diakui keluarga oleh ayah dan ibunya, dia siap menanggung risiko itu,” kata Win. (jos, habis)      

Sumber: