Istri yang Dicuri Kehormatannya oleh Mantan Pacar (1)
Namanya Rizki (samaran). Dia terpikat seorang perempuan, sebut saja Susan, yang lemah lembut, cantik, dan bertubuh aduhai. Perpaduan wajah, lekuk tubuh, dan gayanya menimbulkan resonansi kerinduan. Saking kuatnya resonansi tersebut, setiap pandangannya menimbulkan bayangan Susan. Setiap mimpinya memantulkan silhuet gemulai SPG (sales promotion girl) ini. Tidak ada desah napas tanpa disertai kerinduan. “Aku jatuh cinta pada pandangan pertama,” kata Rizki kepada teman kerjanya yang juga anak kedua Memorandum, Dipta, di rumah, beberapa hari lalu. Rizki lantas bercerita, pertemuan mereka terjadi saat dirinya melihat pameran mobil di sebuah mal. Saat itu Susan yang malayaninya. Pertama Rizki terpana kecantikan dan lekuk tubuhnya yang ehem. Selanjutnya pemuda yang bekerja di perusahaan pelat merah itu hanyut oleh gaya bicara Susan yang lembut. Thes-thes-thes… menarik dan mudah dipahami. Singkat dan padat tidak seperti gaya sales yang umumnya justru membosankan. Selanjutnya terjadi dialog. “Andai Bapak nanti tertarik salah satu mobil yang kami pamerkan, hubungi Susan di nomor ini,” kata Susan sambil memberikan kartu nama. Waktu itu Rizki sempat menggoda, “Masak masih muda gini dipanggil bapak?” “Ya deh. Mas. Maaf, Mas siapa?” “Rizki,” kata Rizki sambil mengulurkan tangan untuk menyalami Susan. Tidak diduga, Susan menarik tangannya sambil membalas perkenalan Rizki. “Maaf. Susan,” sambil mengatupkan kedua telapak tangan di dada. Keesokan harinya Rizki langsung menghubungi Susan. Tidak bicara soal mobil, melainkan ajakan makan siang. “Itu pun kalau Mbak Susan bersedia. Kalau ya, nanti kujemput di tempat kerja Mbak,” kata Rizki agak ragu. Ternyata Susan tidak bersedia. “Bukannya saya menolak, tapi masih banyak pekerjaan,” kata Susan santun. Rizki tidak putus asa. Ajakan serupa disampaikan keesokan harinya. Kembali ditolak. Begitu terus sampai empat kali. Baru pada ajakan kelima, Susan bersedia memenuhi ajakan makan siang Rizki. “Ternyata Susan benar-benar cewek yang bisa menjaga diri,” cerita Rizki kepada Dipta. “Ya bagus kalau begitu. Kamu tertarik kan?” balas Dipta. Rizki tersenyum, “Suatu saat akan kukenalkan.” Rizki semakin dekat dengan Susan. Tiap hari dia jadi pengantar-jemput yang tidak pernah mengecewakan. Rizki amat menghormati Susan karena perempuan ini pandai menjaga diri. Suatu hari Rizki hendak mencuri cium pipi Susan dari belakang. Saat itu mereka sedang nonton bioskop. Dan, kesempatan itu datang ketika Susan yang berjalan di samping Rizki terpeleset jatuh. Ketika menolong Susan untuk bangun, Rizki sengaja mendekatkan bibirnya ke pipi Susan dengan harapan bibirnya tersenggol pipi gadis itu. Susan ngambek. Dia yakin Rizki memang sengaja hendak melakukan perbuatan tidak sopan tersebut. Diam-diam Susan pulang naik taksi tanpa pamit. Ngacir begitu saja. (jos, bersambung)
Sumber: