Rumah Tangga Mantan Terpuruk Penderitaan Panjang (2 – habis)
Sejak itu Nia menampakkan sikap jijik kepada Koko. Tapi bukannya tobat, minta maaf, dan memperbaiki diri, Koko justru tambah liar. Dia makin jarang di rumah. Hampir setiap malam keluar, bahkan kadang baru pulang pagi hari. Itu belum seberapa. Sekitar tiga tahun lalu dokter memvonis Koko positif mengidap AIDS. Tubuhnya semakin lama semakin kurus. “Sejak itu Dia tak mau diajak berhubungan. Celakanya, Koko tidak juga menghentikan kebiasaan buruknya,” kata Nandar. Terakhir, sekitar delapan bulan silam, Koko terserang stroke. Pendarahan di batang otak. “Sampai sekarang dia hanya bisa menghabiskan sisa usianya di atas tempat tidur,” kata Nandar. “Nia bagaimana?” tanya Memorandum. “Itulah,” kata Nandar. Menurut Nandar, Nia sekarang ini pontang-panting mencari nafkah untuk keluarga. Untuk merawat suami, untuk membiayai pendidikan anak-anaknya, dan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Orang tua dan mertuanya tidak bisa berbuat apa-apa. Sebab, ayah Nia yang pejabat pemerintahan terkena operasi tangkap tangan (OTT) kejaksaan. Ayah Nia tepergok menerima suap dari investor rekanan. Lebih celaka lagi, investor tersebut adalah ayah mertua Nia sendiri. Klop! “Kehidupan Nia dan keluarganya sangat memprihatinkan,” kata Nandar, yang mengaku ingin membantu mereka dengan cara yang tidak terlalu tampak. Kalau bisa, Nia sendiri jangan sampai tahu, “Untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan. Apakah Njenengan punya saran?” “Rencana Sampeyan?” Memorandum balik bertanya. “Membantu dia dan keluarganya secara rutin. Kebetulan aku dikaruniai rezeki berlebih oleh Yang di Atas sana.” “Kalau istrimu tahu?” “Kalau memang untuk kebaikan, dia tidak akan keberatan. Aku yakin. Aku tahu siapa istriku.” “Titipkan saja kepada Mala, adik Nia.” “Aku khawatir bocor. Sungguh, aku tidak ingin ada orang yang tahu.” “Kalau tak tulis di Memorandum?” Nandar tersenyum, “Kalau di Sejuta Kisah Rumah Tangga ya tidak apa-apa. Kan semua ditulis samaran. Nggak masalah. Nggak akan ketahuan.” Memorandum lantas meminta Nandar mencari nomor rekening tabungan Nia dan secara rutin mengisinya. “Minta tolonglah kepada Mala, tapi jangan sampai dia tahu rencanamu.” (jos, habis)
Sumber: