Bank Jatim Perlu Edukasi Dampak Buruk Pinjol

Bank Jatim Perlu Edukasi Dampak Buruk Pinjol

Surabaya, Memorandum.co.id - Menjelang lebaran tahun 2023, angka kejahatan berbasis pinjaman online meningkat signifikan. Arif Fathoni, Anggota Komisi A DPRD Surabaya berharap Bank Jatim dapat bekerja sama mengadakan kegiatan edukasi dampak buruk pinjaman online (Pinjol) ilegal.

Toni menjelaskan, ketika kebutuhan meningkat maka, potensi angka kriminalitas itu akan linear. Bahkan, menjelang Lebaran dimana masyarakat butuh uang, geliat aktivitas pinjaman online kelihatan semakin meningkat.

"Hal ini terjadi karena minimnya literasi tentang transaksikeuangan di sektor online," tegas pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kota Surabaya.

Ia berharap, bank konvensional yang selama ini bekerja sama dengan pemerintah yaitu Bank Jatim untuk mengupayakan hal ini. “Tolonglah bikin kegiatan CSR untuk mengedukasi masyarakat mengenai dampak buruk pinjaman online itu. Karena persyaratannya begitu mudah kemudian tidak terpantau oleh otoritas jasa keuangan (OJK)," beber mantan wartawan tersebut.

Toni menambahkan, masyarakat sangat membutuhkan edukasi transaksi pinjaman online. Karena pada faktanya, jika dibiarkan hal ini dapat terasosiasi ke hal berbau kriminal. “Akhirnya banyak warga Surabaya yang akhirnya asosial karena praktik brutal penagih pinjol yang menelpon tetangga kanan kiri dan lain sebagainya," tegasnya.

Kata Toni, bahwa Bank Jatim yang menampung uang se-JawaTimur ini khusunya dari CSR diarahkan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dengan pinjaman online. “Bank Jatim itu bank yang tidak rugi. Hanya cukup tunjuk tangan jadi direksinya tidak perlu kerja keras. Cukup menampung uang kabupaten/kota saja bisa menggaji karyawan bank Jatim se-Jawa Timur itu. Saatnya CSR-nya dikeluarkan untuk hal-hal yang berfaedah ke masyarakat. Jangan untuk kepentingan pilkadanya gubernur saja,” tandas Arif Fathoni.(x1/gus)

Sumber: