Tertangkap Tawuran di Gresik, Puluhan Pesilat Menangis saat Bersimpuh di Pangkuan Orang Tua
Gresik, Memorandum.co.id - Satreskrim Polres Gresik memulangkan puluhan pesilat yang diamankan dalam insiden tawuran di Jalan Raya Pelemwatu, Kecamatan Menganti, Minggu (2/4/2023) malam. Suasana seketika menjadi haru saat para pesilat itu diminta bersimpuh dan meminta maaf kepada orang tua masing - masing. Tangis pecah. Dari dalam sel tahanan sementara, para pesilat itu diminta jalan berjongkok menghampiri orang tuanya yang sudah menunggu di Ruang Satreskrim Polres Gresik. Satu persatu bersimpuh di pangkuan bapak ibu mereka yang sudah gelisah menunggu sejak siang hari. "Malam ini kami memulangkan puluhan pemuda dari perguruan silat yang terlibat tawuran di Kecamatan Menganti, Minggu (2/4/2023) sekira pukul 02.30 dini hari. Total ada 22 orang. Setelah diamankan, mereka sudah kami mintai keterangan," kata Kasat Reskrim Polres Gresik Iptu Aldhino Prima Wirdhan. Dari keseluruhan pelaku tawuran, satu orang berinisal GP (19) asal Kecamatan Menganti masih ditahan lantaran kedapatan membawa senjata tajam (sajam) sejenis pisau. GP dikenakan Undang - undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 karena membawa sajam saat tawuran berlangsung. Sebelum dipulangkan ke rumah masing - masing, para pesilat yang keseluruhan masih remaja usia 17-19 tahun itu diminta meminta maaf kepada orang tua masing - masing. Para pesilat yang mengenakan pakaian serba hitam itu langsung bersimpuh. Tangis pun pecah, seketika suasana berubah menjadi haru. "Setelah ini kalian boleh pulang, tapi mintalah maaf terlebih dulu kepada orang tua kalian. Karena perbuatan kalian telah membuat mereka khawatir dan kecewa. Beruntung kalian masih bisa lebaran di rumah, bayangkan kalau karena kejadian ini kalian lebaran di penjara. Saya minta ini jangan diulangi," ujarnya kepada para pesilat. Kata - kata Iptu Aldhino itu membuat orang tua dan pesilat menangis terisak. Pesilat yang semula tampak sangar itu tak mampu membendung air matanya. Di hadapan orang tua dan polisi, mereka berjanji tidak mengulangi ulahnya. Apalagi, beberapa pelaku merupakan siswa kelas XII SMA/sederajat yang bakal lulus pertengahan tahun. "Kalau sampai mengulangi, kami akan melakukan tindakan tegas terukur. Entah itu memondokkan selama satu bulan atau menahan di selter," tegasnya. Lulusan Akpol 2015 itu menyebut, para pesilat itu masih memiliki masa depan yang panjang karena usia mereka masih sangat muda. Oleh karenanya, peran orang tua diminta proaktif mengawasi. Jangan sampai terlibat tindakan atau perbuatan yang tidak dinginkan dan berurusan dengan hukum. "Kami minta tolong peran orang tua untuk mengawasi anak - anaknya. Mereka memiliki masa depan yang panjang, jangan sampai terjerumus. Apalagi ini bulan suci Ramadan, kami minta tolong untuk diawasi dalam rangka menjaga kondusifitas kamtibmas. Jam 22.00 tet, pastikan anak - anak bapak ibu sudah di rumah," tandas Aldhino memberi wejangan kepada orang tua. Seperti diketahui, para pesilat dari dua perguruan itu bentrok di Jalan Raya Pelemwatu, Kecamatan Menganti gegara saling ejek dan saling tantang di media sosial. Mereka juga ingin menguji kekuatan masing - masing hingga berjanjian untuk tawuran di lokasi hingga akhirnya diamankan polisi.(and/har)
Sumber: