Hidup Sendiri Bersama Anak-Anak Pasca Disakiti Lelaki (1)

Hidup Sendiri Bersama Anak-Anak Pasca Disakiti Lelaki (1)

Darmi (samaran) korslet. Otaknya tidak bisa berpikir jernih. Semua serba ruwet. Suaminya, sebut saja Parto, sudah dua tahun ini tidak pulang. Ia meninggalkan Darmi dan dua anak yang masih duduk di bangku sekolah. Sejak awal pernikahan Parto memang sudah menunjukkan gejala sebagai lelaki yang kurang bertanggung jawab. Ini tampak, antara lain, dari kemalasan dia mencari kerja pasca di-PHK (pemutusan hubungan kerja) perusahaan sepatu di kawasan Tandes, dekat tempat tinggalnya. Sehari-hari aktivitasnya hanya cangkrukan. Kadang memang ada pekerjaan, namun sifatnya hanya musiman. Misalnya ketika ada proyek plengsengan di kampung, dia ikut terlibat di dalamnya. Atau, ketika ada warga yang membangun rumah. Biasanya Parto dipanggil dan diberi tanggung jawab sebagai kepala proyek. Selama ini dia memang dikenal  karena pekerjaannya yang rapi dan apik. Menurut Darmi, suaminya pernah jadi tenaga andalan proyek-proyek garapan Podomoro Group di Jakarta. “Ndak tahu kok tiba-tiba dia pulang dan tidak mau kembali,” kata Darmi saat ditemui Memorandum usai konsultasi di Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya, beberapa waktu lalu. Parto beruntung karena istrinya kenal dekat istri pemilik pabrik sepatu dekat rumah. Karena itu, dia bisa dimasukkan bekerja di tempat itu. Padahal, Parto tidak memiliki basic di dunia persepatuan. “Sebenarnya Mas Parto itu serba bisa. Apa saja yang ditangani hasilnya pasti baik. Cuma malasnya itu,” tutur Darmi. Walau begitu, Darmi memuji Parto yang tidak pernah kurang dalam menafkahi keluarga. “Hanya itu kelebihan dia. Entah dari mana mendapatkan uang, yang pasti selalu saja ada uang untuk kami. Itulah yang membikin aku kagum kepada Mas Parto,” aku Darmi memuji suaminya. Tapi, itu dulu. Dulu sekali, sebelum Darmi mengetahui kedok Parto yang sebenarnya. Seiring perjalanan waktu, sedikit demi sedikit borok Parto terlihat. Salah satu kejadian yang mampu menunjukkan wajah asli Parto berlangsung di depan mata Darmi sendiri. “Saya pernah dipanggil pemilik pabrik tempat Mas Parto kerja. Astaghfirullah... saya diberi tahu bahwa Mas Parto sering di-wadul-kan karyawan lain sebagai pemalak. Tapi, intinya dia ketahuan mencongkel brankas dan mengambil sebagian isinya,” kata Darmi. Keluarga yang punya banyak usaha tersebut mengaku kehilangan uang belasan juta rupiah. Darmi tidak mampu membantah karena ditunjuki CCTV saat Parto beraksi membuka paksa brankas di kamar utama. Dari rangkaian adegan di CCTV tadi, tergambar jelas bagaimana Parto masuk halaman rumah majikan dengan merusak gembok pintu pagar, membuka pintu rumah, dan membuka pintu kamar utama. Saat itu rumah sedang sepi karena keluarga ini sedang berlibur ke Bali. Tampak juga Parto mencongkel paksa pintu brankas dan menguras isinya. “Tetangga saya itu sempat berencana membawa masalah ini ke polisi. Jujur awalnya saya takut. Sambil bersimpuh di kaki mereka, saya mohon agar hal ini diselesaikan secara kekeluargaan,” tutur Darmi lirih. (jos, bersambung)  

Sumber: