Dua Keutamaan Memberi Takjil Buka Puasa
Malang, memorandum.co.id - Sering kita menemukan saat bulan puasa Ramadan, banyak sekali orang yang seperti berlomba-lomba untuk memberikan takjil menjelang waktu berbuka puasa. Bentuk pemberian takjil pun beragam, ada yang diserahkan atau dititipkan di masjid, mushala, maupun tempat-tempat lain yang menyelenggarakan buka bersama. Ada juga yang membagikan takjil di pinggir jalan. Bulan puasa Ramadan menyampaikan pesan luar biasa pada kaum muslim. Menumbuhkan kedermawanan dan rasa saling peduli antar sesama, sehingga dapat menguatkan niat, menggerakkan langkah, mendorong untuk mewujudkan sesuatu yang bermanfaat. Mengenai hal itu, ada hal yang bisa menjadi pendorong untuk ikut serta dalam kegiatan pembagian takjil di tengah masyarakat. Ini seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah, tentang keutamaan bagi pemberi takjil buka puasa. Keutamaan pertama, akan mendapatkan pahala seperti orang yang diberi takjil. Dari Zaid bin Khalid Al Juhani bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa memberi makan berbuka puasa bagi orang yang berpuasa maka ia mendapat seperti pahala orang-orang yang puasa tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun”. Keutamaan kedua, akan didoakan malaikat. Dari Abdullah bin Zubair bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam berbuka di rumah Sa'ad bin Mu'adz, Nabi bersabda: “Orang-orang berpuasa telah berbuka di rumahmu, makanan kalian dikonsumsi oleh orang-orang baik, dan malaikat mendoakan Rahmat bagimu”. Dari dua dalil di atas mestinya kita sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa orang yang mau menyisihkan sedikit hartanya untuk memberi takjil kepada orang yang berpuasa akan mendapatkan dua hal kebaikan, seperti yang tertera pada kedua hadits tersebut. Pemberian takjil tentunya sangat bermanfaat bagi penerima yang selama sehari menunaikan ibadah puasa, yang diantaranya dengan menahan diri dari lapar dan dahaga. Pemberian takjil ini setidaknya akan memudahkan bagi penerima untuk menyegerakan berbuka puasa. Nilai luhur dalam kegiatan pemberian takjil ini akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung baik pada pemberi maupun penerimanya. Hal ini mampu menggugah kesadaran dalam diri masing-masing yang dapat menguatkan karakter diri yang lebih baik. Diantaranya, mengasah kepekaan dalam diri sendiri, membangun keikhlasan dalam melakukan sesuatu yang bermanfaat, membiasakan untuk memberi pada orang yang membutuhkan, menguatkan kepedulian yang menumbuhkan rasa saling ‘merasakan’ sehingga dengan mudah membantu meringankan beban lorang lain. (ari/gus)
Sumber: