Melepaskan Juragan dari Jerat Pembantu Tetangga (1)

Melepaskan Juragan dari Jerat Pembantu Tetangga (1)

Susi (samaran). Namanya secantik wajahnya. Menarik. Dia ditangkap polisi karena kasus pencurian. Memorandum tertarik menuliskan kisahnya lantaran melihat foto dia yang wow… hem… “Dia seorang pembantu,” kata polisi jaga. “Pembantu? Masa?” tanya Memorandum setengah tak percaya. Lha bagaimana bisa percaya, wong prejengan Susi gak mbabu blas. Kualitas penampilannya lebih mirip personel Duo Serigala, Trio Macan, dan 2Kobra yang goyangannya super maut. Polisi tadi bercerita bahwa Susi pada dasarnya memang bukan pembantu. Dia terapis di sebuah panti pijat. Susi jadi pembantu atas pengaruh teman sedesanya, sebut saja Nanik, Nanik inilah yang asli pembantu. Ia bekerja di rumah seorang priyayi, “Rupanya si juragan mata kranjang. Namun bukan Nanik yang digoda, melainkan pembantu sebelah rumah.” Nanik sering melihat juragan lakinya main mata dengan pembantu sebelah, sebut saja Parem. Celaka, bukannya menghindar atau marah digodain, Parem malah menanggapi godaan tadi dengan bersikap genit. Tidak hanya main mata, juragannya, sebut saja Pak Candra, juga main lolilat-toliletan. Colek-colek barang antik Parem. Yang nyenggol dadalah, yang nyiwel bokonglah, yang nyuwik pupu-lah, dll dsb dst. Akhir-akhirnya Nanik malah melihat Pak Candra melompat tembok pagar belakang dan munduk-munduk masuk kamar Parem. Di dalam, apalagi yang mereka lakukan kalau bukan berhohohihe. Nanik pernah menghitung juragannya yang cukup lama ngendon di kamar Parem. Lebih dari dua jam mulai pukul 01.00 hingga terdengar tarhim dari masjid perumahan. Entah sampai berapa ronde Parem dihohohihe. Nanik senewen. Dia sakit hati karena dilihat dari sisi mana pun, dia sejatinya lebih syantik ketimbang Parem. Gitu lho, juragannya kok lebih memilih Parem. Memang sih, harus diakui mereka sama-sama tidak syantik, tapi dirinya lebih lumayan dikit. Kesenewenan Nanik bertumpuk-tumpuk hingga berubah jadi cemburu. Terutama bila pagi-pagi melilat Parem mengeringkan rambut setelah malamnya disambangi Pak Candra. Yang lebih bikin syakit hati, Parem sengaja mengeringkan rambut di depan Nanik sambil bernyanyi-nyanyi. Sambil senyam-senyum ngenyek. Andai berani, Nanik ingin melemparkan botol kecap ke wajah Parem. Biar mampus. Nanik pernah sengaja bikin keributan agar juragan Parem bangun dan memeriksa kamar Parem. Dengan begitu, maka permainan Parem vs Pak Candra terbongkar dan tidak terulang lagi. Dia menjatuhkan panci dari loteng belakang rumah. Suaranya yang gedembrang-gedembreng terdengar sangat nyaring. Tidak hanya juragan Parem yang terbangun, melainkan juga banyak tetangga lain dan juragan perempuan Nanik. Tapi, dari sekian banyak orang yang terbangun, tidak ada satu pun yang mengerti isyarat yang diberikan Nanik. Mereka hanya melongokkan wajah keluar pintu atau keluar jendela, setelah itu masuk lagi dan tidur. (jos, bersambung)  

Sumber: