Rekrutmen PKH Jadi Rebutan
Surabaya, Memorandum.co.id - Rekrutmen Pendamping Keluarga Harapan (PKH) jadi rebutan pelamar. Buktinya dari 144.301 pelamar, hanya 65.178 yang masuk verifikasi. [penci_ads id="penci_ads_4"] Mereka akan menjalani test ujian tertulis serentak. Diantaranya ujian test tulis dilakukan di Surabaya dan Malang. Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos, Harry Hikmat menjelaskan, untuk tahun ini rekrutmen tenaga PKH sebanyak 2.500. Harry mengingatkan, pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) diminta untuk tidak sebatas mencatat dan menfasilitasi penyaluran bantuan. "Tugas yang lebih pokok lagi adalah membina Keluarga Penerima Manfaat (KPM) menjadi keluarga mandiri. Sehingga kedepannya KPM bisa memperbaiki perekonomiannya sendiri," terang Harry Hikmat usai melakukan rekonsiliasi Kemensos dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) di Novotel Samator, Rabu (4/12/2019). [penci_related_posts dis_pview="no" dis_pdate="no" title="baca juga" background="" border="" thumbright="no" number="4" style="list" align="left" withids="" displayby="tag" orderby="rand"] Data Kemensos menyebutkan jumlah pendaftar PKH tembus 144.301. Sedangkan yang masuk proses verifikasi 65.178. Mereka yang lolos verifikais akan menjalani tes psikologi, dan uji kompetensi. Yang lolos verifikasi akan menjalani tes psikologi dan uji kompetensi," terang dia. Pendaftaran PKH ini, banyak diikuti yang mereka baru lulus D3 dan S1. "Mereka akan mendorong penerima PKH untuk tidak tergantung,"kata dia. Sementara itu, M.O Royani, Direktur Jaminan Sosial Keluarga Kemensos menjelaskan untuk propinsi jawa timur ujian pada gelombang pertama akan dilaksanakan di Surabaya dan Malang dengan jumlah perseta sebanyak 406 dan 284 orang.[penci_ads id="penci_ads_3"] "Mereka yang masuk di PKH adalah yang mendapatkan nilai terbaik diproses psikotes dan uji kompetensi," kata Royani. Uji test kopetensi dan psikotes dilakukan di Surabaya, Malang, dan 12 kota lainnnya secara nasional. Untuk mengawal proses test berjalan secara fear, Kementerian melibatkan akademisi dari Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. (day/gus)
Sumber: