Pameran Hasil Pertanian, Wali Kota Sutiaji Dorong Ketahanan Pangan

Pameran Hasil Pertanian, Wali Kota Sutiaji Dorong Ketahanan Pangan

Malang, memorandum.co.id - Wali Kota Malang H Sutiaji mendorong ketahanan pangan menjadi pilar penting dalam mewujudkan pembangunan seutuhnya. Disebutkan, pembangunan berbasis pada empat hal yang berkaitan dengan kemiskinan ekstrem, stunting, inflasi dengan ketersediaan pangan, dan investasi untuk menguatkan pertumbuhan ekonomi. Itu disampaikan saat menghadiri Gelar Teknologi Pertanian dan Pameran Hasil Pertanian yang digelar Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, di halaman Mini Block Office Balai Kota Malang, Senin (6/3). Wali Kota hadir bersama Ketua TP PKK Kota Malang Widayati Sutiaji didampingi Kepala Dispangtan Kota Malang Slamet Husnan Hariyadi meninjau pameran pertanian yang diikuti 15 stan dari lima kecamatan dengan pendampingan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kota Malang dan pameran hasil olahan pertanian. “Kaitannya yang ketiga-tiganya, kemiskinan, stunting, pangan itu adalah dari ketersediaan pangan. Karena itu, pemerintah daerah meliputi DPRD, TNI, Polri ada Kejaksaan berkepentingan dalam mewujudkan ketahahan pangan,” katanya menekankan pentingnya membumikan program ketahanan pangan. Sutiaji menyampaikan masalah ketahanan pangan yang tidak terpenuhi dengan baik akan berdampak pada disintegrasi. Untuk itu, perlu dini mungkin menguatkan program ketahanan pangan. Seperti, kegiatan pameran hasil pertanian yang digelar Dispangtan ini sangat positif untuk mendorong ketersediaan pangan. Pameran ini tentunya akan menambah semangat para petani dan juga dapat mengajak kaum milenial untuk menekuni dunia pertanian. “Agar petani tidak meninggalkan lahannya, maka dikuatkan dengan bagaimana penguatan yang namanya petugas lapangan. Termasuk para milenial supaya tertarik dengan pesan pertanian,” lanjutnya. Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang Slamet Husnan menjelaskan saat ini diperlukan teknologi pertanian untuk mengolah lahan. “Karena mengolah lahan serta hasil pertanian dibutuhkan teknologi pertanian. Termasuk pengelolaan pasca panen. Agar hasil dari usaha tani, peternakan perikanan itu memberi nilai tambah dan nilai manfaat yang lebih panjang,” terangnya. Menurutnya, lahan pertanian saat ini yang dapat ditanami padi seluas 803 ha. Setiap tahun bisa menghasilkan sekitar 15 ribu ton lebih. Sementara kebutuhan Kota Malang sekitar 65.000 ton. Karena itu, harus menggandeng Bulog dan kerjasa ma antar daerah, terutama kabupaten di sekitar Kota Malang. Untuk meningkatkan produktivitas padi, Slamet menyampaikan pihaknya memberikan fasilitas mulai dari hand traktor, cultivator dan pupuk bersubsidi. Juga sarpras lain, berupa jaring untuk melindungi bulir padi agar tidak dimakan burung, racun tikus, maupun pestisida. “Kami juga memberikan fasilitas untuk benih padi dan benih jagung,” jelasnya. Dispangtan Kota Malang juga mengirimkan data ke Kementrian Pertanian untuk menyampaikan mengenai kebutuhan untuk pengelolaan lahan pertanian pertanian. (edr)

Sumber: