Minimalisir Risiko Bencana, BPBD Jatim Bentuk Destana di Kabupaten Madiun

Minimalisir Risiko Bencana, BPBD Jatim Bentuk Destana di Kabupaten Madiun

Surabaya, memorandum.co.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur kembali membentuk desa tangguh bencana (Destana). Kali ini, Destana diwujudkan di Desa Tileng, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun. Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto mengatakan, pembentukan Destana tahun ini merupakan upaya lanjutan dalam meningkatkan kapasitas masyarakat dan mengurangi risiko bencana. “Hingga awal tahun 2023, dari 2.742 desa atau kelurahan yang masuk kategori rawan bencana di Jatim. Sebanyak 1.542 desa atau kelurahan telah berstatus sebagai Destana,” ungkap Gatot, Jumat (24/2/2023). Sebelumnya, BPBD Jatim sukses membuka Destana di Bangkalan, Sumenep, Pamekasan, Sampang, Lumajang, Jember, dan Gresik. “Tahun ini, BPBD Jatim menargetkan pembentukan 40 Destana yang tersebar di semua kabupaten atau kota se-Jatim,” ujar kalaksa. “Terima kasih kepada segenap jajaran yang telah mendukung terselenggaranya pembentukan Destana di Desa Tileng,” tambahnya. Sementara itu, Kepala Desa (kades) Tileng, Simbi Riyanto, menyampaikan apresiasinya kepada BPBD Jatim lantaran menunjuk Desa Tileng sebagai lokasi program Destana. Baginya, pemilihan ini sangat tepat mengingat wilayah Desa Tileng memiliki potensi tanah longsor. "Kami yakin ini sangat bermanfaat bagi desa kami yang memiliki potensi ancaman bencana tanah longsor," katanya. Sedangkan Kalaksa BPBD Kabupaten Madiun, M Zahrowi, turut menyampaikan apresiasi atas inisiatif pembentukan Destana di wilayahnya. Selain Desa Tileng, tahun ini wilayah Kabupaten Madiun juga mendapat alokasi pembentukan Destana di Desa Sumber Bening, Kecamatan Balerejo, yang memiliki ancaman bencana banjir. "Mendapatkan alokasi dua desa dalam setahun ini tidak mudah. Sebab, dalam setahun sasaran pembentukan Destana di Jatim hanya 40 desa,” tandas Zahrowi. Karenanya, BPBD Kabupaten Madiun berharap, masyarakat dan perangkat desa setempat mengikuti dengan serius proses pelatihan yang akan berlangsung hingga sepekan ke depan. Selain itu, Zahrowi merasa optimistis dengan adanya program Destana ini, maka desa-desa dengan risiko bencana tinggi di wilayahnya bisa semakin tangguh. Terutama dalam upaya mitigasi pengurangan risiko bencana. (bin)

Sumber: