Dewan Minta Penanganan Banjir dari Hulu ke Hilir

Dewan Minta Penanganan Banjir dari Hulu ke Hilir

Jalan Raya Sememi tergenang air cukup tinggi beberapa hari lalu. Surabaya, memorandun.co.id - Berbagai upaya telah dilakukan Pemkot Surabaya dalam menangani banjir. Namun saat musim hujan seperti belakangan terakhir ini, sejumlah wilayah masih saja jadi langganan banjir. Untuk itu, Buchori Imron, anggota Komisi C DPRD Surabaya yang membidangi infrastruktur kota memberikan tiga catatan penting untuk Pemkot Surabaya, sebagai referensi membantu mengatasi banjir. “Pertama bangun pompa air, pengerukan dan pembuatan bozem baru, serta pengerukan sungai secara masif,” kata Buchori Imron. Ia menjelaskan, secara general anggaran proyek penanganan banjir di Surabaya tahun 2023 mencapai Rp704, 7 milyar. Dalam anggaran itu tercatat salah satunya untuk membangun 6 rumah pompa air yang wajib di bereskan tahun ini juga. “Namun, perlu diingat penanganan banjir tidak hanya di hulunya saja tapi perlu juga di hilirnya,” paparnya. Ia menegaskan, pembangunan 6 rumah pompa air harus terintegrasi dengan drainase yang ada, sehingga untuk memompanya saat debit air tinggi berjalan lancar. Menurut Buchori Imron, pembuatan bozem-bozem baru juga perlu dilakukan, karena selama ini belum ada bozem baru yang dibangun. Namun yang dilakukan pemkot hanya pengerukan bozem yang sudah eksisting seperti, di bundaran dekat Pasar Loak Demak. “Pengerukan bozem juga penting. Jangan sampai terjadi di wilayah Krembangan dimana akibat sangat lama tidak dikeruk kini berubah menjadi perkampungan,” kata Buchori Imron. Poin ketiga, jelas Buchori Imron, pengerukan sungai secara masif penting, pasalnya banyak sungai di Surabaya bukan hanya dangkal karena sedimen, tapi memang terkesan tidak ter urus. Ia memberikan contoh Sungai Kalimas misalnya, lanjut Buchori Imron, pengerukan dilakukan hanya di hulu nya saja, sementara di hilirnya tidak. Memang betul ada sungai yang domainnya Provinsi Jatim seperti, sungai Jagir yang melintas sampai Wonorejo. “Tapi masyarakat kan tidak mengerti, itu miliknya Provinsi atau Pemkot Surabaya ketika banjir lagi-lagi pemkot yang menjadi sorotan publik. Jadi bagus-bagusnya saja lah komunikasi Pemkot Surabaya dengan Provinsi, dalam merawat sungai salah satunya, masif pengerukan tetap dilakukan,” pungkasnya. (alf)

Sumber: