Wali Kota Sutiaji Terima Sertifikat Bebas Frambusia dari Menkes RI

Wali Kota Sutiaji Terima Sertifikat Bebas Frambusia dari Menkes RI

Malang, memorandum.co.id - Setelah sebelumnya mendapatkan penghargaan dari Propinsi Jawa Timur pada puncak Hari Kesehatan Nasional (HKN) bulan November 2022, di awal tahun 2023 ini Pemkot Malang kembali mencatatkan prestasi di bidang kesehatan. Bertepatan dengan momen World Neglected Tropical Diseases Day, Wali Kota Malang H Sutiaji menerima Sertifikat Bebas Frambusia yang diberikan langsung oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, di Krakatau Ballroom TMII Jakarta, Selasa (21/2/2023). Acara bertajuk Tingkatkan Kepedulian untuk Wujudkan Indonesia Bebas Penyakit Tropis Terabaikan ini Kota Malang beserta 102 Kabupaten/ Kota lain di Indonesia mendapat apresiasi dari Pemerintah Pusat.  Dengan mengenakan pakaian adat daerah, Wali Kota Sutiaji hadir didampingi Kepala Dinkes Kota Malang dr Husnul Muarif. Wali Kota Malang H Sutiaji menyampaikan rasa terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya atas upaya yang dilakukan sebagai bentuk peran serta dan partisipasi aktif para stakeholder terkait penanganan frambusia di Kota Malang sehingga berhasil mencatatkan prestasi di tingkat nasional. “Untuk menyukseskan penanganan ini diperlukan keterlibatan berbagai elemen terkait dalam menangani penyakit kesehatan yang jarang diketahui masyarakat ini,” ujarnya, kemarin. Frambusia merupakan jenis infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri treponema pallidum pertenue yang secara umum kasusnya banyak ditemui di negara-negara beriklim tropis, seperti negara di wilayah Afrika, Asia Tenggara, Amerika Selatan dan Oceania. Sutiaji menggarisbawahi bahwa prinsip kolaborasi yang selalu didengungkan benar-benar menjadi kekuatan nyata dan bukan menjadi slogan semata. Peran Dinas Kesehatan Kota Malang sebagai leading sector dalam mengoptimalkan jajarannya beserta stakeholder terkait menjadi salah satu faktor kunci penanggulangan dan pencegahan frambusia ini. “Intinya, secara umum apa yang kami tekankan pada perangkat daerah tentang kolaborasi ini bisa diimplementasikan dengan baik dan patut untuk diapresiasi. Kita punya modal 16 puskesmas, 652 posyandu, 33 Pustu, dan 27 rumah sakit. Kita juga ada 351 sekolah dasar dan 57 kelurahan. Semuanya terlibat, semuanya bahu membahu,” urainya. Kolaborasi yang dibangun ini menurutnya menjadi penguat dalam menyukseskan berbagai program yang dicanangkan. “Ini yang terus kami pacu, kolaborasi selalu bisa memberikan efek positif dan ini jadi salah satu faktor kunci. Saat frame-nya, cara pandangnya sudah sejalan, Insha Allah setiap permasalahan di Kota Malang, khususnya kesehatan dapat teratasi dengan baik,” jelas Sutiaji. Wali Kota Sutiaji menambahkan kesehatan masyarakat merupakan salah satu prioritas yang ingin dicapai di era kepemimpinannya, sehingga dirinya meminta kepada perangkat daerah terkait untuk tidak boleh lengah dan terus menerus memberikan literasi kepada masyarakat terkait dengan permasalahan kesehatan. “Tentunya, ini (urusan Kesehatan, red) adalah bagian dari visi misi kami, maka sudah sepatutnya saya terus minta ke Dinas Kesehatan jangan lengah, terus optimal mengawasi perkembangan permasalahan kesehatan di Kota Malang, terus berikan informasi dan literasi pada masyarakat,” terang Sutiaji. Terkait perkembangan kasus di tahun 2022, Sam Sutiaji menyebutkan sesuai laporan dari Dinas Kesehatan, khususnya periode bulan Juni sampai Desember 2022, ditemukan suspek dan telah dilakukan pemeriksaan RDT dan hasilnya dinyatakan negatif. “Saya sudah dilapori, terutama di rentang bulan Juni sampai Desember ditemukan suspek, tetapi semua sudah dilakukan pemeriksaan dan hasilnya negative,” ujarnya. Wali Kota yang hobi bulutangkis dan bersepeda ini mengingatkan tentang pentingnya kepedulian masyarakat tentang perilaku hidup bersih sebagai perisai yang utama. Oleh karena itu, telah memerintahkan untuk menguatkan peran kader di wilayah secara kontinyu dengan memberikan pemahaman pada masyarakat. “Perlu saya tekankan, perilaku hidup bersih menjadi perisai utama dari segala macam penyakit, maka perlu untuk terus disosialisasikan, tugas kader di wilayah untuk terus memberikan pemahaman ini. Dan akan terus kita upayakan juga dengan program pengentasan kawasan kumuh di Bumi Arema yang kita cintai ini,” kata Sutiaji. (*/ari)

Sumber: