Oknum Guru Cabul Dipecat, Polisi: Terduga Pelaku Masih di Surabaya

Oknum Guru Cabul Dipecat, Polisi: Terduga Pelaku Masih di Surabaya

Lokasi pencabulan yang dilakukan oknum guru terhadap beberapa siswanya. Surabaya, memorandum.co.id -  Sanksi tegas diambil madrasah ibtidaiyah yang ada di kawasan Surabaya Utara atas ulah oknum guru inisial AR yang dilaporkan dugaan pencabulan ke Mapolrestabes Surabaya. AR, yang merupakan guru kelas 4 itu langsung dipecat. Bahkan, pihak sekolah pun menegaskan bahwa pelajaran indera perasa tidak ada di sekolah tersebut. Yang ada hanya pelajaran tema. Kepala MI, Alaika Habibur Rachman, itu pun kemungkinan hanya sebagai kedok oknum guru saja untuk melancarkan perbuatan tersebut. "Untuk pelajaran tema merupakan pengembangan dari pelajaran indera perasa. Saya kira ini hanya kedok guru saja. Dari sekolah pelajaran indera perasa itu tidak ada," tegas Alaika, Senin (20/2). Sebagai kepala sekolah sangat menyesalkan dengan kejadian ini. Apalagi sekolah ini sekolah Islam. "Kenapa sampai punya guru yang seperti itu, ini kan masih dugaan saja," kata Alaika. Saat ini, dari sekolah menyerahkan sepenuhnya ke pihak kepolisian karena sudah bukan tanggung jawab sekolah. Kalau tidak nantinya seolah-olah sekolah melindungi terduga pelaku. Alaika menambahkan, setelah mendengar keluhan dari wali murid, pihaknya sempat memanggil oknum guru ke ruangan usai mengajar. "Saya shock usai adanya pengaduan dan emosi dengan guru tersebut. Bagaimana sampeyan ini, sudah saya beri amanah mengajar di kelas 4 kok sampai begini, saya diamuk orang (wali murid)," ucap Alaika kepada AR waktu itu. Sewaktu ditanya Alaika, AR mengaku sedang mengajar pelajaran indera perasa siswa dengan menebak nama-nama buah. "Setelah itu guru tersebut menunjukkan buah timun. Setelah itu diam saja tertunduk. Suaranya terbata-bata dan diam saja lalu minta maaf kepada saya," imbuhnya. Alaika menjelaskan, kata wali murid memang oknum guru mengajar indera perasa dengan menebak nama buah-buahan (timun), dan tangan diikat, mata ditutup menggunakan hasduk. "Kalau alat vital sampai dimasukkan ke mulut hanya murid yang tahu," tuturnya. Pasca kejadian pencabulan, awalnya hanya dua dari 37 siswa yang masuk sekolah. Ternyata di grup WhatsApp (WA) orang tua siswa katanya libur sekolah. Tapi setelah itu besoknya masuk semua siswa dan belajar mengajar berjalan normal. "Termasuk siswa yang jadi korban dugaan pencabulan. Ada delapan, yang belum masuk, kemungkinan yang jadi korban," ujarnya. Alaika mengungkapkan, masuk sebagai guru kelas empat tahun lalu ketika masih bujangan. Seiring berkembangnya waktu, bertemu dengan istrinya, yang juga mengajar di MI. Hingga akhirnya menikah dan dikaruniai satu anak wanita. "Keseharian oknum guru jauh seperti yang dituduhkan saat ini. Bahkan, semuanya kaget. Bahkan siswa yang lain sempat menangis dan tidak percaya bila guru saya seperti itu. Orangnya sangat pendiam," beber Alaika. Alaika mengucapkan terima kasih kepada wali murid yang datang mengadu ke sekolah karena dengan begitu menjadi tahu ada kejadian ini (pencabulan) di sekolah. "Terima kasih atas informasi yang diberikan," pungkas Alaika. Sementara itu, Pembina Yayasan MI tersebut, Soepani Sudi mengatakan, pihak sekolah memberikan sanksi tegas dengan memecat oknum guru berinisial AR tersebut. "Iya sudah kami pecat," kata Soepani mengaku tidak mengetahui kejadian pencabulan yang dilakukan oknum guru tersebut. Tahunya setelah ada tiga wali murid yang mendatangi sekolah yang mengaku, bahwa anaknya menjadi korban dugaan pencabulan pada Senin (13/2). Setelah pengaduan itu, kata Soepani, kepala sekolah langsung memanggil AR ke ruangan untuk menanyakan kebenaran kejadian tersebut. "Saat dipanggil, oknum guru hanya diam dan tertunduk. Tidak mengaku jika usai melakukan pencabulan," ungkap Soepani. Atas aduan wali murid itu dan untuk mengamankan sekolah agar tidak ada keributan dan menjaga moralitas sekolah akhirnya guru dikeluarkan pada 15 Februari 2023. Apalagi, pihak wali murid akan menggeruduk (demo) ke sekolah. "Atas dugaan pencabulan kami tidak tahu. Kami hanya mengamankan sekolah agar tidak ada keributan. Bagaimana pun kalau iya (terjadi pencabulan) ini di luar nalar Islami," jelas Soepani. Apakah kejadian ini baru kali pertama, Soepani mengaku baru kali ini terjadi. Dan apabila dilakukan sejak siswa kelas 1 dan banyak korban, belum mengetahuinya. Yang diketahuinya tiga wali murid yang datang ke sekolah. Soepani menjelaskan, bahwa AR menjadi guru kelas sejak empat tahun lalu dan hanya mengajar di kelas 4. "Jadi mustahil apabila oknum guru melakukan dugaan pencabulan pada siswa kelas 1, sedangkan dia hanya mengajar di kelas 4," tandasnya. Hingga pada Kamis (16/2), puluhan wali murid demo ke MI. Karena oknum guru sudah dipecat, para wali murid akhirnya melapor ke Polrestabes Surabaya. Terpisah, BD, orang tua NL, salah satu korban dugaan pencabulan oknum guru mengatakan, sudah diperiksa polisi pada Jumat (17/2). "Sudah diperiksa polisi sama wali murid lainnya," ucap BD saat ditemui Memorandum di rumahnya. BD berharap terduga pelaku oknum guru yang mengajar di sekolah anaknya cepat ditangkap polisi. "Berharap ditangkap polisi," harapnya. Pasca kejadian itu, kata BD, anaknya NL tidak mengalami trauma dan tetap masuk sekolah pada Senin (20/2). Bahkan, tidak mau pindah dari sekolahnya. "Tetap masuk sekolah tadi, tidak trauma, dan tidak pindah sekolah," pungkas BD. Sedangkan, Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya AKP Wardi Waluyo mengatakan, laporan baru turun ke mejanya. Anggota sudah memeriksa pelapor dan ke rumah korban korban. "Ini LP baru turun dan terus datang rumah pelapor,  sedangkan sekolah mau cek TKP sudah tutup. Jadi Besok lanjut cek TKP, kalau ada terlapor ya Alhamdulillah sekalian cek TKP," kata Wardi. Wardi saat ini masih memeriksa dan mengumpulkan alat bukti dugaan pencabulan sesuai prosedur dan belum memanggil terduga pelaku. Disinggung apakah tidak khawatir terlapor kabur, Wardi mengungkapkan, anggota sudah memonitoring. "Keberadaan dan posisinya (terduga pelaku) masih di Surabaya. Anggota terus  mengawasinya," tandas Wardi. Sedangkan, Isna, Humas Kemenag Jatim mengaku baru mengetahui adanya oknum guru di salah satu madrasah ibtidaiyah diduga telah mencabuli sejumlah murid di tempatnya mengajar. (rio/fer)

Sumber: