Keamanan Terjamin, Pedagang Senang Jualan di Pasar Induk Surabaya Sidotopo

Keamanan Terjamin, Pedagang Senang Jualan di Pasar Induk Surabaya Sidotopo

Surabaya, memorandum.co.id - Pedagang hortikultura mengaku senang dapat menggelar lapak di Pasar Induk Surabaya Sidotopo (PISS). Selain terjamin keamanannya, juga stan yang ditempati belum dipungut biaya. Alias masih gratis. Seperti yang diungkapkan oleh Munir, pedagang yang menjajakan buah semangka dan melon. Dia merasa lega dapat memperoleh stan di pasar seluas 3,4 hektare itu. “Kita senang sama pengelola yang ada di sini. Yang pertama di karenakan pasar ini resmi, suratnya lengkap, jadi tidak rawan obrakan. Lalu yang nggak kalah penting, keamanannya terjaga,” terang Munir, Senin (20/2). Siang ini, Munir tampak melayani pembeli dengan sumringah. Ada tengkulak asal Rungkut yang memborong semangka asal Lumajang miliknya. Satu kuintal diangkut. Tadi pagi pun sudah beres dua kuintal melon. “Alhamdulillah, belum keluar biaya untuk stan. Saat ini masih gratis. Nggak tahu kapan mulai diberlakukan. Mudah-mudahan nggak tinggi biaya sewanya,” harap Munir, yang berdagang buah sejak 2009 ini. Munir merupakan pedagang yang memegang teguh berjualan di mana saja bisa asal nyaman. Selama ini, Munir seringkali kejar-kejaran dengan petugas satpol PP. Pasalnya, dia berjualan di tempat yang tak mengantongi izin resmi. “Semoga di sini ke depannya bisa ramai, pengelola bisa menarik konsumen untuk datang. Kita optimistis pasar induk ini nantinya bakal riuh,” katanya. Sementara itu, Dirut PT Paskomnas Indonesia Hartono Wignyo mengatakan, saat ini ada sekitar 800 pedagang di PISS. Sedangkan keseluruhan lapak di PISS dapat menampung hingga 1.500 pedagang. “PISS beroperasi setiap hari selama 24 jam. Ibu-ibu maupun tengkulak bisa berbelanja di sini,” ujarnya. Selain menyediakan kebutuhan hortikultura, pasar yang terletak di Jalan Sidotopo Lor, Kelurahan Sidotopo, Kecamatan Semampir ini juga menyediakan kebutuhan sembako, bumbu dapur, dan, daging. Hartono berharap, dengan adanya PISS, kebutuhan pasar di Surabaya dapat terpenuhi. Menurutnya, kebutuhan pasar di Surabaya masih menyentuh sekitar 1.000 ton setiap harinya. “Pasti mencukupi kebutuhannya, kami melihat tonase saja. Bahkan pemerintah pusat dan pemkot meminta agar kebutuhan minyak dan beras seperti bahan kebutuhan pokok penting itu bisa ditaruh sini, sehingga bisa terpusat dan mengendalikannya gampang,” tandas Hartono. (bin)

Sumber: