Lagi Asyik Main 3 Ronde, Pasangan Haram Ini Kaget Dirazia
Petugas mendata pasangan haram yang terjaring razia. Surabaya, memorandum.co.id - Razia hotel menyambut valentine day yang digelar di wilayah Dukuh Pakis dan Tegalsari mengamankan delapan pasangan bukan suami istri. Untuk anggota gabungan Polsek Dukuh Pakis dan Sie Trantib Satpol PP Kecamatan Dukuh Pakis mengamankan enam pasangan di salah satu hotel kawasan Jalan Mayjen Sungkono, dan petugas gabungan Polsek Tegalsari Sie Trantib Satpol PP Kecamatan Tegalsari mengamankan dua pasangan. Seperti di patroli yustisia, Senin (13/2) malam itu, dipimpin Kapolsek Dukuh Pakis Kompol Moh Irfan dan Camat Dukuh Pakis Annita Hapsari Oktorina Sesoria. Saat memeriksa kartu identitas para tamu yang menginap di hotel kamar lantai dasar. Ada sepasang tamu yang bukan pasutri naik pitam kepada petugas karena tidak terima diperiksa. Pasangan muda mudi tamu kamar hotel tersebut menanyakan keperluan dari para petugas mengetuk kamarnya malam hari. Selain itu, pasangan tersebut juga meminta para petugas menunjukkan bukti surat perintah untuk mengecek dan mendokumentasikan pasangan tersebut saat dimintai keterangan. Seorang wanita berinisial JM (26), warga Sawahan, mengaku menginap sebagai tamu hotel tersebut, hanya bersama seorang pria, yang diakuinya teman. Baginya hal tersebut, wajar dan diperbolehkan. Bahkan, ia justru menanyakan adanya surat perintah para petugas yang mengetuk pintu kamarnya dan melakukan pendataan. "Iya saya sama teman, cuma berdua. Ada apa ya. Apakah ada surat izin mendokumentasikan ini," ujar wanita berambut panjang sebahu itu, kepada petugas. Saat Kapolsek Dukuh Pakis Polrestabes Surabaya, Kompol Moh Irfan berusaha secara persuasif memberikan pengertian bahwa kegiatan yang mereka lakukan memiliki izin Surat Perintah Operasi Yustisia untuk melakukan pendataan dan pengecekan pada para tamu beberapa hotel di Kecamatan Dukuh Pakis. JM akhirnya terdiam, lantas menganggukkan kepala, dan manut untuk diajak petugas menjalani pendataan di ruang lobi utama hotel tersebut. "Masing-masing, pasangannya atau apa. Kami hanya mengecek saja. Itu suaminya. Teman ya. Tapi boleh ya nanti dihubungkan ke orangtuanya," ujar Moh Irfan, diikuti Kanitreskrim Iptu Aman Hasta yang menyusul di belakangnya untuk menyodorkan bukti surat perintah yang ditanyakan oleh JM. Para tamu hotel yang kedapatan tidak dapat menunjukkan surat keabsahan sebagai pasutri, akan diminta oleh petugas menjalani pendataan di ruang lobi hotel tersebut. Selain dilakukan edukasi oleh pihak anggota Sie Trantib Satpol PP Kecamatan Dukuh Pakis dan anggota Unit Binmas Polsek Dukuh Pakis, termasuk anggota Bhabinkamtibmas Polsek Dukuh Pakis, di lokasi tersebut. Para tamu yang terjaring razia tersebut, akan dibawa sejenak di Mapolsek Dukuh Pakis untuk membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatan mereka kembali. Para tamu yang terjaring razia tersebut, akan dibawa sejenak di Mapolsek Dukuh Pakis untuk membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatan mereka kembali. Usut punya usut si wanita yang berinisial R itu, berusia kisaran 30 tahun. Ia merupakan teman kencan dari laki-laki berinisial EA (25) warga Sawahan, , di salah satu kamar hotel yang disewa mereka. EA mengaku mengenal pasangannya yang kabur itu, dari aplikasi perkenalan privat. Lalu bersepakat untuk bertemu dengan menyewa salah satu kamar hotel tersebut, sejak pukul 19.00. Pria bertubuh tambun berjaket sweater hoodie dan bermasker itu, mengaku merogoh kocek sekitar Rp350 ribu, untuk berkencan dengan wanita tersebut. Baru saja 'main' sebanyak tiga ronde. Keasyikan EA dengan sang pasangan kencan yang usianya jauh lebih tua darinya itu, buyar saat pintu kamar hotelnya diketuk-ketuk oleh petugas untuk menjalani pendataan. "Ya namanya (wanita pasangan kencan yang kabur) di aplikasi ini, R. Lumayan gak rugi-rugi amat 3 kali (main) hehehe," ujar EA saat ditanyai awak media seraya menunjuk tampilan halaman akun aplikasi perkenalan privat dari sosok R, pada ponselnya. "Iya benar adanya. Tamu itu kabur. Ya tahu sendiri, namanya aplikasi bukan orang dikenal. Kalau dengan orang dikenal, pasangan sendiri pasti bertahan seperti pasangan lainnya. Sementara pasangan terakhir ini, kebetulan kabur, karena adanya aplikasi ini, terbukti," pungkasnya. Kemudian, Camat Dukuh Pakis Annita Hapsari Oktorina Sesoria mengatakan, sesuai arahan Kasatpol PP Surabaya, operasi yustisia tersebut akan berlangsung hingga Selasa (14/2). Pihaknya juga akan memantau sejumlah tempat jualan tipe swalayan, sekolahan, kosan harian, dan hotel, untuk mengantisipasi adanya aktivitas tidak bertanggung jawab dari sejumlah pihak yang melakukan jual beli alat kontrasepsi terselubung. "Yang pasti kami, sesuai dengan arahan Kasatpol PP, kami melakukan pengecekan di sekolah-sekolah, (mengantisipasi) ada tempat yang menjual alat kontrasepsi yang dibungkus dengan cokelat ataupun bunga. Itu kami lakukan terus jelang valentine juga. Iya kami juga dengan jajaran polsek melakukan kegiatan tersebut (operasi yustisia kos atau hotel)," ujar wanita berkerudung dan berkacamata itu, pada awak media. Ada beberapa hotel yang dirazia. Sebenarnya, banyak aduan dari masyarakat sebelum jauh-jauh di hari Valentine dari bebeberapa hotel. Terkait parkir mobil, di mana parkir selalu full dan memakan badan jalan. Sangat menganggu, terutama pada dini hari. Kemudian polisi mengecek kebenarannya dengan mendatangi hotel tersebut dan terbukti bersama pihak kecamatan Dukuh Pakis. Karena Bertepatan dengan patroli skala besar sehingga pukul 00.00, razia dihentikan lalu anggota melanjutkan ikut patroli. "Berdasarkan adua dari masyarakat sebelumnya. Dan karena bertepatan dengan Hari Valentine akhirnya mendatangi hotel," jelas Irfan. Jadi bukan hanya beberapa hotel, ada hotel Bela dan yang berada di wilayah hukum Polsek Dukuh Pakis. "Karena kegiatan padat, maunya lanjut jadi kita cancel lagi," kata Irfan. Dari enam pasangan yang terjaring razia sudah dipulangkan. Cuma diberi imbauan, didata, dan dipangil orangtuanya. "Razia terkait operasi yustisia dan pihak kepolisian hanya mendampingi pihak kecamatan saja," tandas Irfan. (rio/fer)
Sumber: