Ingin Miliki Gigi Bagus, Simak Penjelasan Ketua KSM Gigi dan Mulut RSUD Jombang

Ingin Miliki Gigi Bagus, Simak Penjelasan Ketua KSM Gigi dan Mulut RSUD Jombang

Jombang, Memorandum.co.id - Bagi sebagian besar orang, senyuman indah dapat memperkuat kepercayaan diri. Apalagi senyuman itu hingga memperlihatkan gigi yang tertata rapi, putih dan bersih. Sehingga nyaman saat berinteraksi oleh orang-orang yang berada disekitarnya, Senin (13/2/2023). Nah, saat ini sebagian besar orang semakin sadar akan penampilan pribadi mereka pada senyuman. Namun, senyum yang sempurna membutuhkan keterkaitan yang optimal antara gigi, jaringan mulut di sekitarnya, dan gusi. Ketua Kelompok Staf Medis (KSM) Gigi dan Mulut RSUD Jombang, drg. Rahardi Satrya Nugraha, Sp. Perio menjelaskan, ketika keselarasan optimal ada diantara ketiga komponen tersebut, hasilnya adalah senyuman yang dianggap estetis. Beberapa masalah gigi, terutama penyakit gusi, dapat merusak penampilan. "Hiperpigmentasi pada gingiva dapat sangat mengganggu penampilan estetik seseorang," jelasnya. Rahardi menerangkan, bahwa pigmentasi melanin ini umumnya berkaitan dengan fisiologis. Tetapi jika terlalu banyak, hal itu dapat menghilangkan senyum percaya diri dari wajah seseorang. "Namun Melanin di kulit sangat umum terdapat pada orang India, karena faktor genetik," terangnya. Apa itu hiperpigmentasi? Rahardi memaparkan, warna gingiva memainkan peran penting dalam estetika secara keseluruhan. Melanin, karoten, hemoglobin tereduksi, dan oksihemoglobin adalah pigmen utama yang berkontribusi pada warna normal mukosa mulut. "Pada mamalia, pigmen melanin berwarna coklat, hitam atau biru tergantung pada vaskularisasi jaringan dan epitel diatasnya," paparnya. Rahardi menandaskan, hiperpigmentasi gingiva pada umumnya adalah hal yang wajar dalam banyak kasus, dan tidak menimbulkan masalah medis. Namun, hal itu dapat menyebabkan masalah estetika dan rasa malu. "Terutama jika pigmentasi terlihat saat berbicara dan tersenyum," tandasnya. Menurut Rahardi, ada empat penyebab, yakni : 1. Kondisi sistemik seperti gangguan endokrin, Sindrom Albright, Melanoma ganas, Terapi Antimalarial, Sindrom Peutz-Jeghers Trauma, Hemokromatosis, penyakit Paru Kronis, Pigmentasi Ras. 2. Faktor genetik 3. Pemberian obat-obatan tertentu yang berkepanjangan, terutama agen antimalaria dan antidepresan trisiklik. 4. Tingkat pigmentasi melanin oral yang tinggi biasanya diamati pada orang-orang dari etnis Afrika, Asia Timur, atau Hispanik. "Indikasi tindakan Depigmentasi (gingival bleaching) yaitu, warna kulit tidak terlalu gelap, tetapi gingiva atau gusi sangat berpigmen, kesehatan gusi tidak terganggu atau dirawat sebelumnya, dan etebalan gusi yang memadai," ujarnya. Teknik perawatan Depigmentasi gusi ada beberapa macam, yaitu melalui teknik bedah. Prosedur bedah gusi, dimana hiperpigmentasi gusi dihilangkan atau dikurangi dengan teknik bedah pada gusi. Ini adalah teknik yang paling umum. "Epitel di atasnya dipotong melalui pembedahan dan jaringan ikat dibiarkan sembuh," ungkap Rahardi. Rahardi mengatakan, teknik ini sederhana, murah dan tidak memerlukan armamentarium canggih, mudah dilakukan. Dapat mengakibatkan perdarahan yang berlebihan dan ketidaknyamanan. "Penutup gusi diaplikasikan selama satu minggu," katanya. Selanjutnya teknik Abrasi dengan bur. Ini mirip dengan teknik bedah. Metode yang sederhana, aman dan non-agresif. Tidak membutuhkan peralatan yang canggih. Dokter mengambil handpiece dan dengan kecepatan yang terkontrol, mengatur tekanan dan memberikan tekanan di sepanjang gusi untuk menghilangkan gusi yang berwarna gelap. Kemudian teknik Electrosurgery. Membutuhkan lebih banyak keahlian daripada teknik pisau bedah scalpel. Aplikasi arus yang berkepanjangan atau berulang ke jaringan, menginduksi akumulasi panas dan kemudian kerusakan jaringan. Kontak dengan tulang dan gigi di bawahnya harus dihindari. Teknik Cryosurgery, yang menggunakan pembekuan pada jaringan terlokalisir untuk penghancuran jaringan yang terkendali. Menggunakan Nitrogen cair dan tetrafluoroetana. Keuntungan dari proses ini adalah tidak memerlukan anestesi atau penutup gusi. Tidak menimbulakan nyeri dan telah menunjukkan hasil yang sangat baik. "Kerugiannya adalah, kontrol kedalaman sulit dan pembekuan yang berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan sel," beber Rahardi. Dan yang terkahir teknik Laser. Rahardi menyebut, teknik ini memiliki penanganan yang mudah, waktu perawatan yang singkat, kontrol terhadap pendarahan, dan efek sterilisasi yang lebih baik. Penggunaan dressing tidak diperlukan. Namun terdapat ketidaknyamanan pasca operasi ringan tapi masih dianggap wajar. "Hal ini membutuhkan kebutuhan akan peralatan yang mahal dan canggih," pungkasnya. Bagi masyarakat yang hendak memeriksakan giginya, dapat langsung menuju ke RSUD Jombang. Pelayanan Poli Gigi dan Mulut mulai hari Senin sampai Jumat. Untuk pendaftaran dibuka mulai Senin- Kamis pukul 07.00 WIB - 12.30 WIB. Khusus hari Jumat pukul 07.00 WIB - 11.00 WIB. (yus)

Sumber: