Puncak Resepsi 1 Abad NU, Ini Kata Wawali Surabaya
Surabaya, Memorandum.co.id - Puncak Resepsi 1 Abad NU menyiapkan rangkaian acara yang digelar 24 Jam nonstop. Panitia telah menyiapkan beragam kegiatan sepanjang hari, mulai kegiatan yang bersifat ritual keagamaan, resepsi puncak harlah, karnaval Nusantara, panggung hiburan rakyat, bazaar UMKM hingga kuliner Nusantara. Rencananya selama 24 jam, puncak resepsi 1 Abad NU akan diisi oleh kegiatan-kegiatan spektakuler. Dimulai pukul 00.00 dinihari (7/2/2023) hingga pukul 00.00. Di hari berikutnya, Rabu (8/2/2023) pagi harinya akan diisi dengan agenda formal puncak resepsi 1 Abad NU. Kegiatan ini akan diisi dengan istigasah kubro dan rangkaian sambutan dari Gubernur Jawa Timur, khutbah iftitah dari Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, sambutan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan amanat Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Dalam kegiatan pagi tersebut, bakal ada penampilan marching band dan iringan musik orchestra pimpinan Addie MS, dipadukan dengan koreografi Denny Malik dari 12.000 anggota Banser, serta penampilan Qosimah dan Woro Widowati. Kegiatan ini juga bakal diikuti oleh sekitar 350 ulama dunia yang mengikuti Muktamar Internasional Fiqih Peradaban di hari sebelumnya, Senin (6/2/2023) di Surabaya. Dalam kesempatan itu juga, ada pembacaan rekomendasi dari muktamar tersebut sekaligus diserahkan kepada Presiden Joko Widodo. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dijadwalkan berkunjung ke Kota Surabaya selama dua hari, Senin-Selasa (6-7/2/2023). Kedatangan Presiden ke-5 Republik Indonesia tersebut disambut antusias oleh para kader PDIP di Kota Pahlawan. Wakil Walikota Surabaya Armuji yang juga merupakan kader senior PDI Perjuangan turut berbangga atas kedatangan Ketua Umum Ibu Hj. Megawati Soekarnoputri dalam puncak resepsi 1 Abad Nahdlatul Ulama’. “Kota Surabaya memiliki andil dalam rangkaian sejarah PDI Perjuangan dan Nahdlatul Ulama’ , pada tahun 1993 Kongres Luar Biasa Sukolilo yang melawan kesewenang - wenangan Orde baru,"kata Armuji. Dirinya menyebut Resolusi Jihad atau resolusi perang suci lahir di Surabaya pada 21 Oktober 1945. Kala itu, delegasi NU dari Jawa dan Madura hadir di kantor PB Ansor Nahdlatul Oelama (ANO) di Jalan Bubutan VI/2, Surabaya. " Nahdlatul Ulama dan Kota Surabaya juga berperan dalam mengobarkan semangat perlawanan pada 10 November 1945 untuk mewujudkan bangsa indonesia yang merdeka dan berdaulat”, tegas Cak Ji sapaan Akrabnya Dirinya berharap agar kebersamaan PDI Perjuangan dan Nahdlatul Ulama’ dalam menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat tetap kokoh untuk kesejahteraan masyarakat yang lebih luas. (rio)
Sumber: