Derita si Cantik Nikah namun Bertahan dalam Keperawanan (1)

Derita si Cantik Nikah namun Bertahan dalam Keperawanan (1)

Eman-eman kalau sampai jatuh lagi ke pelukan lelaki yang salah,” gumam Win,  mengacara yang biasa Memorandum temui di sekitar Pengadilan Agama (PA) Surabaya, beberapa waktu lalu.   “Siapa?” tanya Memorandum. “Dia,” kata Win di kantornya. “Dia siapa?” Win lantas memberi isyarat dengan menolehkan kepala ke kanan, ke arah seorang perempuan berhijab syar’i yang duduk di sofa membelakangi kami. Mendengar suara kriyet jendela dibuka, dia pun refleks menoleh. Subhanallah… wajahnya terlihat amat cantik. Mulus dan glowing banget. Usianya berkisar 22-24 tahun. Menyadari ada yang memperhatikan, perempuan tadi segera menunduk dan membalikkan badan. “Sempat melihatnya?” tanya Win diiringi tersenyum, lantas melanjutkan, “Calon janda.” “Calon janda? Semuda itu?” tanya Memorandum. “Ya, calon janda. Dan masih perawan. Asli-sli. Tinting,” tegas Win. Tanpa terasa Memorandum menelan ludah dan mencoba mengulang melongok jendela. Sayang, gadis tadi sudah tenggelam dalam ketertundukannya. Tanpa Memorandum tanya, Win menjelaskan bahwa perempuan tadi, sebut saja Farida, sudah tiga kali ini datang. Dia ingin mengonsultasikan masalahnya karena hendak menggugat cerai suaminya, sebut saja Budi (27). Lulusan pondok pesantren dan perguruan tinggi di Jombang tersebut mengeluhkan kondisi Budi yang sama sekali tidak memenuhi syarat sebagai seorang lelaki, eh seorang suami. Bukan soal materi, karena keluarga Budi adalah donator terbesar pondok pesantren tempat Farida nyantri dan kuliah. Budi sendiri dipercaya keluarga mengelola bisnis busana muslim terbesar di Jawa Timur. Wajah dan potongan tubuh Budi tidak juga mengecewakan. Ganteng dan lumayan atletis. Mirip penyanyi dangdut yang sempat mendekam di Lapas Kelas 1A Cipinang, Jakarta Timur: Saipul Jamil. Farida dinikahi Budi beberapa tahun lalu dengan pesta besar-besaran. Tempatnya di hotel berbintang lima. Hiburannya artis-artis dangdut ibu kota, termasuk Saipul Jamil, beberapa saat sebelum mantan suami Dewi Perssik itu ditangkap polisi karena kasus pelecehan seksual. Budi sendiri adalah santri lulusan pondok pesantren di Paciran, Lamongan. Dia sempat melanjutkan pendidikan di Al-Ashar Mesir, namun tidak sampai selesai. Dia drop out atas kehendak sendiri karena tidak telaten dan merasa berat ketika harus menghafalkan ribuan hadis dan ayat-ayat suci Alquran. Uteke gak nutut. Sepulang dari Mesir, Budi dipercaya keluarganya mengelola bisnis busana muslim. Dalam waktu singkat warga Karangpilang ini berhasil mengembangkannya. Produknya menyebar tidak hanya di tanah air, melainkan juga di beberapa negeri jiran. Suatu saat Budi diajak orang tuanya menyambangi adiknya yang berkuliah di perguruan tinggi Jombang. Saat itulah ayah Budi memperkenalkan seorang gadis cantik anak teman mondoknya semasa menggali ilmu di Gontor. (jos, bersambung)    

Sumber: