Cinta Buta Menyatukan Wiwied dengan Lelaki Ambyar (1)

Cinta Buta Menyatukan Wiwied dengan Lelaki Ambyar (1)

Miskan (bukan nama sebenarnya) terkenal sebagai pemuda nakal. Semua tetangga tahu itu, termasuk tetangga depan rumah di Banyuurip, Wiwied (samaran). Saking komplet kenakalannya, Miskan dijuluki warga pendekar lima mata angin. Dia sangat menguasai ilmu madat (mengisap candu/narkoba), madon (main wanita bukan istri), mabuk (minum minuman beralkohol),  maling (mencuri), dan main (berjudi). Lokalisasi Jarak dan Dolly—sekarang sudah ditutup—adalah rumah kedua tempatnya mabuk-mabukan, berjudi, dan main perempuan. Semua hal buruk dilakukan di daerah tersebut. Karena itu, orang tua Wiwied amat tidak setuju ketika anaknya menjalin hubungan dekat vs Miskan. “Dengan kebiasaan dia (Miskan, red) main perempuan, sepanjang hidup kamu akan menderita. Bapak tidak setuju kamu kawin sama dia,” kata Wiwied menirukan nasihat ayahnya ketika Miskan berencana meminangnya. Ungkapan tadi dikemukakan Wiwied kepada pengacaranya selepas mendaftarkan gugatan cerai di Kantor Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya, beberapa waktu lalu. Memorandum kebetulan berada di kantor pengacara tadi. Waktu itu Wiwied sakit hati kepada orang tuanya, terutama ayah, karena tak disetujui menikah dengan Miskan. Lamarannya ditolak mentah-mentah ketika bapak dan ibu Miskan benar-benar datang ke rumahnya. “Sebenarnya jauh hari Bapak sudah mengisyaratkan tidak mau menemui orang tua Mas Miskan. Tapi, saya paksa.  Orang tua Mas Miskan saya minta datang mendadak agar Bapak tidak bisa menghindar,” tambahnya. Ternyata dugaannya meleset. Dengan tegas ayah Wiwied menolak pinangan orang tua Miskan. Wiwied yang sakit hati akhirnya kabur dari rumah. Harapannya numpang di rumah paman atau bibinya tidak kesampaian. Bahkan, semua keluarga dan kerabat menolak. “Mereka menyarankan saya pulang dan mendengar nasihat Ayah. Hati saya makin nelongso. Saya akhirnya numpang di rumah pakdenya Mas Miskan. Tak lama kemudian kami pun dinikahkan. Siri.” Sampai kelahiran anak ketiga, Wiwied belum mendapat restu dari orang tuanya. Ayahnya semakin galak. Pensiunan TNI AL itu bahkan pernah menembak kaki Miskan lantaran menantu yang tidak diharapkan kehadirannya itu nekat menenui ayah Wiwied. Entah dapat senjata api dari mana, yang jelas kasus itu nyaris menyeret orang tua ini ke sel tahanan polisi. Beruntung masalah itu dapat diselesaikan dengan baik. Tapi, sejak itu Miskan tidak berani menginjakkan kaki di rumah orang tua Wiwied, yang tidak pernah mengakuinya sebagai menantu. (jos, bersambung)    

Sumber: