Terkendala Modal, Perajin Gamelan Desa Babadan Butuh Perhatian Pemerintah

Terkendala Modal, Perajin Gamelan Desa Babadan Butuh Perhatian Pemerintah

Tulungagung, memorandum.co.id -Kerajinan gamelan Jawa yang ditekuni oleh Samani, warga Dusun Pereng, Desa Babadan, Kecamatan Karangrejo, sudah berjalan bertahun-tahun. Lelaki 40 tahun itu mengaku menjadi perajin gamelan Jawa meneruskan usaha orang tuanya, yaitu almarhum Supriyanto. "Bapak sudah menekuni pekerjaan ini sejak tahun 1984 lalu. Kini saya yang meneruskan," ujar Samani pada memorandum.co.id, Jumat (27/1/2023). Dalam membuat gamelan, Samani dibantu oleh dua orang pekerja. Menurutnya, ini adalah hobi yang menjadi mata pencahariannya. "Berawalnya dari hobi saya terhadap kesenian Jawa, hingga kemudian menekuni untuk menjadi perajin. Usaha yang saya lakukan adalah meneruskan apa yang sudah dilakukan orang tua sejak saya masih kecil. Saya menginginkan kesenian Jawa atau gamelan tidak punah dan tetap lestari," tutur Samani. Kemudian mengenai harga, Samani mengungkapkan untuk satu set gamelan Jawa pelok selendro berbahan kuningan ada di kisaran Rp 400 juta hingga Rp 800 juta. "Pembuatan satu set gamelan itu bisa memakan waktu sampai 4 bulan," ucapnya. Sedangkan untuk gamelan Jawa pelok selendro berbahan perunggu, harganya separo dari harga gamelan berbahan kuningan. "Yang paling murah itu gamelan berbahan besi baja. Ya kisaran Rp 30 juta hingga Rp 60 juta," terang Samani. Samani juga berharap adanya perhatian dari pemerintah melalui dinas terkait. Hal itu untuk memberikan dukungan bantuan modal usaha. "Karena setiap ada pesanan biasanya terkendala modalnya kurang. Sehingga pengerjaanya terhambat. Makanya saya butuh perhatian dari pemerintah daerah," pungkasnya. Sementara Ketua RT setempat, Sumari mengaku sangat senang dengan adanya kerajinan gamelan Jawa di desanya. Sebab menurutnya, ini sebagai upaya untuk melestarikan kearifan lokal. "Alhamdulillah, di jaman modern ini masih ada generasi muda yang peduli dan menekuni pekerjaan menjadi pengrajin gamelan Jawa. Sehingga, kesenian Jawa nantinya tidak punah tergeser budaya asing," kata Sumari, yang juga Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Karangrejo. Masih menurut Sumari, pengrajin gamelan Jawa merupakan UMKM yang dilakukan masyarakat kecil. "Yang demikian ini semakin langka. Namun ini juga merupakan UMKM. Jadi memang harus ada perhatian dari pemerintah. Saya berharap, kerajinan gamelan ini ada dorongan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Tulungagung melalui dinas terkait," harap Sumari. (kin/mad)

Sumber: