Polemik Penyegelan YPI Cokroaminoto, Begini Respons Wali Kota Surabaya
Surabaya, memorandum.co.id - Masalah penyegelan gedung bangunan sekolah Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Cokroaminoto sampai di ruang kerja Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Orang nomor satu di Kota Pahlawan ini mengurai permasalah tersebut dengan menggelar rapat koordinasi, Kamis (19/1/2023). Selain Eri, tampak hadir di ruang kerja wali kota di antaranya, Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti, Kasatpol PP Surabaya Eddy Christijanto, Kepala DPRKPP Irvan Wahyudrajad, dan pihak YPI Cokroaminoto. Dalam pembahasan yang berlangsung tertutup selama lebih kurang 50 menit, Wali Kota Eri memutuskan tetap menyegel gedung YPI Cokroaminoto. Namun, yang disegel merupakan bangunan lantai 2 yang dalam tahap renovasi. Sedangkan bangunan lantai 1 diperbolehkan direnov dan dapat ditempati para siswa nantinya. "Peraturan tidak berlaku surut. Bangunan lantai satu sudah berdiri sejak lama, maka (saat itu) tidak ada harus membuat IMB karena bangunan wes berdiri puluhan tahun lalu. Nah, ketika lantai satu ada kerusakan, lalu diperbaiki, kan nggak apa-apa. Tetapi, lantai duanya ini yang harus berhenti dulu sampai memiliki IMB. Jadi segel itu untuk lantai dua, sedangkan lantai 1 boleh diperbaiki," terang Eri usai rapat koordinasi. Secara otomatis, segel yang semula mengelilingi pintu masuk gedung akan dipindah. Nantinya, kata wali kota, segel akan dipasang mengelilingi bangunan lantai 2. Selama IMB belum ada, pemkot meminta pihak yayasan untuk tidak melanjutkan proses renovasi bangunan lantai 2. "Setelah ini pihak yayasan membuat surat kesepakatan. Jadi alat-alat pembangunan bisa masuk. Kemudian segelnya untuk lantai dua," ucap Eri. Berangkat dari polemik ini, Eri mengajak seluruh stakeholder menguatkan kolaborasi. Termasuk dalam hal membangun pendidikan. Bahkan Eri juga berencana mendukung pembangunan YPI Cokroaminoto agar tumbuh lebih baik. "Kita bergerak untuk pendidikan, pendidikan untuk umat, umat untuk bangsa, bangsa untuk Kota Surabaya. Tetapi, dalam mengawal kebaikan kota ini maka harus diawali dengan sesuatu yang baik," tandasnya. Di sisi lain, Eri juga mengapresiasi peran DPRD Surabaya yang andil dalam masalah ini. Menurutnya, pemkot dengan DPRD memang sudah seharusnya seiring dan selaras dalam mengawal pembangunan Surabaya. "Matur nuwun juga kepada Bu Reni, karena Bu Reni terus komitmen bergerak di bidang pendidikan. Seperti yang selalu saya katakan bahwa pemerintah kota dan DPRD adalah satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan," kata Eri. Sementara itu, Ketua YPI Cokroaminoto Alfiyatussolichah mengaku lega. Sebab, pertemuannya dengan wali kota menghasilkan keputusan yang win-win solution. Di samping itu, pihaknya menyadari bahwa selama ini yayasan keliru dengan memaksa membangun gedung lantai 2. "Pertama kali kami sampaikan permohona maaf ke Pak Wali Kota, karena kami salah membangun lantai dua. Saya sampaikan begitu tadi. Kemudian dengan pertemuan ini, mulai hari ini kami mohon waktu untuk berkoordinasi dengan pelaksana teknis agar menghentikan pembangunan di lantai dua. Kami akan fokuskan pembangunan di lantai 1," jelasnya. Sejatinya, lanjut Alfi, pihaknya hanya ingin mempercepat pembangunan sekolah, sehingga para siswa dapat bersekolah seperti sedia kala. Tidak lagi di rumah sewa, yang kondisinya sempit dan kurang layak. "InsyaAllah akan kami kebut dengan para pekerja yang bisa fokus penyelesaian lantai satu. Dengan segera selesainya lantai satu, siswa bisa pindah di sana dan tidak berlama-lama lagi bersekolah dengan kondisi yang tidak maksimal di rumah sewa itu. Untuk urusan lain-lain seperti sertifikat dan IMB, kami akan selesaikan," tandasnya. Di tempat yang sama, pimpinan DPRD Surabaya Reni Astuti merasa bersyukur. Sebab, pada akhirnya polemik penyegelan gedung YPI Cokroaminoto mendapat solusi. Dirinya pun mengapresiasi upaya wali kota yang solutif dalam menengahi permasalahan ini. "Alhamdulillah, setelah pertemuan ini sudah ada solusi ya, karena sejak awal saya mendapatkan laporan ini sepekan yang lalu, kemudian saya datang ke lokasi, di sana saya sampaikan bahwa permasalahan ini akan ada solusi. Karena pemerintah kota dan DPRD memiliki kepedulian yang sangat tinggi terhadap pendidikan anak-anak Surabaya," ungkap Reni. Politisi PKS ini berharap, dalam waktu dekat para siswa dapat kembali bersekolah di tempat dan suasana yang lebih layak, menyenangkan, dan terbaik bagi sedikitnya 325 siswa SD dan MI Cokroaminoto. "Yang jelas ini solutif. Aturan tetap berjalan dengan aturan yang ada, anak-anak tertolong dan terbantu. Ini yang menjadi prinsip kita menyelesaikan permasalahan ini bersama," tuntas Reni. (bin)
Sumber: