Anak yang Muncul di Tengah Kebahagiaan Keluarga (2)

Anak yang Muncul di Tengah Kebahagiaan Keluarga (2)

Endah terguncang. Tiba-tiba pandangannya berkunang-kunang, kabur, semakin kabur, semakin kabur, sampai akhirnya berubah menjadi bulatan-bulatan pekat yang menyatu dalam gelap sempurna. Pet. Endah tidak ingat apa-apa hingga wajahnya terasa hangat karena diseka sapu tangan yang sudah dibasahi air panas. Matanya perlahan terbuka dan dia lihat Reza memandang dengan penuh kekhawatiran. “Siapa Sulastri?” tanya Endah lirih. Hampir tidak terdengar. “Siapa?” ulangnya. Masih lirih. Tanpa menjawab, Reza meraih pundak Endah dan merangkulnya. Penuh kasih sayang. Dikecupnya kening sang istri sebelum menguatkan hati untuk menjawab pertanyaan tadi. “Siapa Sulastri?” Endah tampaknya tidak sabar. Ditatapnya mata sang istri lekat-lekat. Untuk menimba kekuatan dari sana. Juga, untuk memberi kekuatan. Timbal baik itulah yang selama ini dirasakan Reza sebagai energi penggerak roda rumah tangga mereka. Setelah yakin energi sudah merasuk, perlahan Reza menjawab pertanyaan Endah, “Sulastri adalah bagian dari masa laluku.” Begitu menyelesaikan kalimat tadi, Reza memejamkam mata, mengeratkan pelukan, dan terisak lirih. “Aku mengerti,” tutur Endah, yang juga mempererat pelukannya ke tubuh suami. Ia juga menangis. Lirih juga. Kepada Endah, Reza bercerita bahwa waktu menjalani ikatan dinas dulu, awal menjalani perjalanan hidup sebagai aparatur sipil negara (ASN), dulu disebut PNS (pegawai negeri sipil), dia ditugaskan di pedesaan. Dia indekos di rumah petani sederhana. Di keluarga yang hanya terdiri dari tiga anggota, yaitu bapak, ibu, dan anak tunggal. Mereka hidup rukun dan bahagia. Sang anak sudah menginjak dewasa. Namanya Sulastri. Witing tresno jalaran soko kulino, Reza yang setiap hari melihat kecantikan dan kepolosan Sulastri diam-diam hatuh hati. Dia sering menggoda gadis itu, yang dengan malu-malu menanggapi dengan sikap jinak-jinak merpati. Mereka tidak bisa berhubungan lebih jauh lagi karena Sulastri sudah dijodohkan dengan anak seorang perangkat desa. Sebenarnya Sulastri tak begitu mencintai lelaki tersebut. Walau begitu, gadis tersebut tidak bisa menolak keinginan orang tua. Ayahnya yang buruh tani di keluarga perangkat desa menyambut baik ketika Sulastri dilamar keluarga sang juragan. Rencana pernikahan Sulastri sudah ditetapkan ketika Reza muncul dan indekos di rumah keluarga gadis itu. “Jadi, kami membatasi pergaulan kami. Padahal, jujur saja, aku suka pada Sulastri. Demikiam sebaliknya,” aku Reza kepada Memorandum di warung dekat Pengadilan Agama (PA) Surabaya, beberapa waktu lalu. Tapi, trah manusia tetaplah trah manusia yang tak bisa mengelak dari dorongan hawa nafsu. Reza yang makin lama merasakan merasa makin cinta kepada Sulastri makin getol menggoda gadis tersebut. (jos, bersambung)    

Sumber: