Anak yang Muncul di Tengah Kebahagiaan Keluarga (1)
Endah (samaran) merasa perjalanan hidupnya sangat membahagiakan. Tidak pernah ada batu sandungan yang mengaral melintang. Semua that’s oke-oke saja. Hampir setiap sore dia selalu jagongan bersama suami, sebut saja Reza, di teras rumah. Semua fakta tersebut berubah ketika suatu saat tiba-tiba muncul gadis cantik menggedor pintu pagar. Dia memperkenalkan diri bernama Meli (24) dan ingin bertemu Reza. Tentu saja Reza kaget karena tidak merasa mengenal Meli. Dia pandangi gadis tersebut lekat-lekat, namun itu tidak membantu ingatannya menemukan jawaban. Spontan dia menoleh ke arah Endah. Sebaliknya, Endah menatap matanya penuh tanya. “Surat dari Mama. Ini diberikan sehari sebelum beliau meninggal. Besok tepat 40 hari kematian beliau,” kata Meli sambil menyerahkan sebuah amplop tipis berwarna putih kepada Reza. Sejenak lelaki yang rambutnya mulai ditumbuhi uban itu menimang-nimang sebelum menyerahkan kepada Endah. Belum sempat surat itu berpindah tangan, Meli dengan cepat menyela, “Maaf, itu untuk Bapak. Bukan Tante.” “Ndak apa-apa. Sama saja,” sahut Reza lirih. “Kalau begitu saya pamit dulu,” kata Meli sambil mengulurkan tangan. Beberapa detik kemudian Meli berbalik dan berjalan menjauh. Langkahnya diikuti tatapan Reza dan Endah dengan penuh tanda tanya. Reza lantas merangkul sang istri dan membimbingnya masuk rumah. Sampai di ruang tamu, mereka segera duduk dan membuka surat dari Meli. Tiba-tiba Reza tersedak dan pamit ke dapur mengambil minuman. Tinggal Endah sendirian membaca surat itu. Inilah penggalan isi surat tersebut: Yth Mas Reza Ketika Panjenengan membaca surat ini, itu artinya saya sudah berada di surga. Maaf bila saya merahasiakan kenyataan bahwa kita sebenarnya memiliki anak, seorang gadis yang cantik. Namanya Meli. Dialah yang memberikan surat ini kepada Panjenengan. Saya terpaksa membuka rahasia ini karena kematian saya sudah sangat dekat. Sementara, Meli nanti membutuhkan wali untuk pernikahannya. Makanya saya minta dia menemui Panjenengan sebagai ayah kandungnya. Ttd Sulastri Endah tercenung. Memorinya berputar ke masa lalu. Kepingan-kepingan cerita yang tercecer seolah tertata kembali dan melintas dalam ingatan. Dihirupnya udara sebanyak-banyaknya, lantas dihentakkan dengan keras. Surat singkat itu dibaca dengan seksama. Perlahan-lahan dan berulang-ulang. Dan isinya tetap, menyiratkan bahwa suaminya memiliki istri dan anak di luar keluarga yang dibina bersamanya. (jos, bersambung)
Sumber: