Transaksi E-Peken Surabaya Tembus Rp 35 Miliar

Transaksi E-Peken Surabaya Tembus Rp 35 Miliar

Surabaya, memorandum.co.id - Situs belanja online E-Peken Surabaya (Pemberdayaan lan Ketahanan Ekonomi Nang Suroboyo) milik Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya dalam kurun Juli 2021 sampai akhir Desember 2022 mencatatkan nilai transaksi ekonomi hingga mencapai Rp 35.471.640.152. Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Surabaya, Fauzie Mustaqiem Yos mengatakan, aplikasi berbasis website tersebut bertujuan untuk memberdayakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), toko kelontong, dan sentra wisata kuliner (SWK) di Kota Pahlawan. “Rp 35 miliar itu akumulasi sejak bulan Juli 2021 hingga Desember 2022 total keseluruhan. Terdiri dari UMKM industri dan rumahan maupun toko kelontong, serta SWK,” kata Fauzie Mustaqiem Yos, Selasa (27/12). Bahkan dengan semangat memulihkan perekonomian dan ekonomi kerakyatan pascapandemi Covid-19, maka sejak 1 April 2022 E-Peken Surabaya telah dibuka secara umum (go public) dan bisa diakses lewat laman peken.surabaya.go.id, setelah sebelumnya diperuntukkan khusus ASN di lingkungan Pemkot Surabaya. Yos memaparkan, sejak diresmikan pada 2021 lalu, kini terdapat 4.034 jenis usaha yang bergabung di E-Peken Surabaya. Sebanyak 4.034 jenis usaha tersebut terdiri dari 999 toko kelontong, 2.835 UMKM, dan 200 SWK. Kendati demikian, pihaknya mengaku bahwa hasil transaksi ekonomi di E-Peken Surabaya masih didominasi oleh kalangan ASN di lingkungan Pemkot Surabaya. Namun, dinkopdag memastikan akan terus berupaya mengajak masyarakat umum untuk ikut melakukan transaksi ekonomi pada E-Peken. “Memang yang harus kita lakukan adalah sosialisasi ke masyarakat secara umum. Ini loh UMKM Surabaya punya E-Oeken, Iki loh (ini loh) barang-barangnya juga bagus, kualitas terjaga, dan harganya juga bersaing. Itu nanti yang akan terus kita dorong dan kita sosialisasikan kepada masyarakat umum agar bisa masuk ke E-Peken. Artinya untuk (masuk) sebagai buyer,” ungkapnya. Di sisi lain, dalam memudahkan konsumen pada proses pengiriman, pemkot melalui dinkopdag juga menjajaki kerja sama dengan berbagai E-Commerce. Selain melakukan kerja sama dengan TokoPedia dan Gojek, pihaknya tengah berkoordinasi lebih lanjut dengan Grab dan Shopee. “Nantinya ada teman-teman dari pihak jasa pengiriman yang akan ikut masuk, seperti dari JNE. Selanjutnya, saya kemarin baru ketemu dengan teman-teman dari Kantor Pos (PT. Pos Indonesia), mereka bilang pak aku melok po’o pak, ya ndak popo ayo (pak saya ikut dong pak, iya tidak apa-apa ayo). Kan nanti pilihan ada di buyer (pembeli), memilih (jasa pengiriman) Gojek, JNE, atau Kantor Pos,” terangnya. Lebih lanjut, dalam menjaga kepercayaan masyarakat untuk melakukan transaksi ekonomi di E-Peken, Dinkopdag Surabaya berkolaborasi dan bersinergi bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Surabaya dalam memberikan penambahan fitur di E-Peken. Yaitu, masyarakat bisa memberikan rating atau nilai pada kualitas produk dari jenis usaha telah tergabung dalam E-Peken. “Ada semacam rating (penilaian) untuk teman-teman UMKM di E-Peken. Kalau memang produknya bagus kasih bintang berapa, kalau pengiriman jelek kasih bintang berapa. Nah itu nanti bisa kita lihat untuk evaluasinya, dari situ nanti masyarakat bisa mengerti, oh UMKM itu bagus kualitasnya dan pengirimannya. Jadi mereka (pelaku usaha) ada keberlanjutan,” jelasnya. Yos optimistis dengan capaian transaksi ekonomi E-Peken di tahun 2023 mendatang. Sebab, pihaknya belajar dari kondisi pandemi Covid-19 di tahun 2020 hingga 2021 lalu. Nyatanya, para pelaku usaha online bisa tetap bertahan di tengah gempuran Covid-19. “Kita belajar dari pandemi Covid-19 tahun 2020 dan 2021 pada saat ekonomi terpuruk. Ternyata teman-teman yang berjualan dan melakukan aktivitas melalui online itu malah subur dan tetap hidup. Artinya, nanti di 2023 kita tetap harus optimis, yang penting teman-teman UMKM tetap jualan, produksi, dan ada pembelinya,” pungkasnya. (bin)

Sumber: