Wajah Kota Lama Gresik Kini Instagramable

Wajah Kota Lama Gresik Kini Instagramable

Gresik, Memorandum.co.id -  Penataan Kota Lama Gresik telah rampung. Wajah kawasan yang diberi nama Heritage Bandar Grissee itu semakin menawan. Instagramable. Cocok sekali dijadikan tempat nongkrong atau sekedar menikmati suasana. Khususnya saat malam dan pagi hari. Heritage Bandar Grissee ini meliputi tujuh ruas jalan. Yakni Jalan Basuki Rahmat, Jalan AKS Tubun, Jalan Setyabudi, Jalan KH Zubair, Jalan Agus Salim, Jalan Kramatlangon dan Jalan Maulana Malik Ibrahim. Berisikan Kampung Arab, Pecinan, Kolonial dan Pribumi. Proyek penataan kawasannya mendapat alokasi Rp 47 miliar dari pemerintah pusat. Digarap sejak awal tahun 2022. Setelah beberapa kali molor, kontraktor akhirnya berhasil merampungkan seluruh pekerjaan. Bangunan - bangunan kuno yang berdiri sejak abad ke-14 disulap menjadi lebih fresh dan kekinian. Tentunya, tanpa mengubah nilai sejarah yang ada. Pembangunan kawasan Kota Lama Gresik disesuaikan dengan ciri khasnya masing - masing. Kemajemukan dalam persatuan, merupakan hal yang ingin ditampilkan lewat revitalisasi tematik dari beberapa kampung tersebut. Misalnya Kampung Pecinan di Jalan Setyabudi. Pemerintah melakukan revitalisasi dengan menyesuaikan kekhasan yang ada di sana, yakni Klenteng Kim Hin Kiong. Seluruh ornamen pun disesuaikan. Mulai dari tiang lampu dan ukirannya, bahkan hingga pemilihan warna paving dominan merah. Ciri khas Pecinan. Treatment serupa juga dilakukan dalam revitalisasi kampung - kampung lain. Agar nilai sejarah dan budayanya tidak hilang. Hasilnya pun ciamik. Kawasan yang sebelumnya kurang tertata sekarang sangat instagramable. Banyak kalangan pemuda yang datang untuk mengabadikannya melalui kamera. "Malioboro-nya Gresik ini," ujar Purwodianto, warga Kota Surabaya yang sengaja datang untuk melihat keelokan Heritage Bandar Grissee, Jumat (16/12/2022). Ia mengaku terpukau dengan suasana 'heritage' yang berhasil dihadirkan dari penataan kawasan yang dilakukan pemerintah. Pria dengan dua orang putra itu bahkan mengaku betah berlama - lama. Menurutnya, ada nuasa berbeda di tengah menjamurnya pertumbuhan industri di Kabupaten Gresik. "Nuansanya dapet banget, budayanya juga sangat kental. Ditambah lagi instagramable," imbunya sembari berkelakar. Satu catatan Purwo, kawasan itu tampaknya hanya bisa dinikmati saat pagi dan malam hari saja. "Gresik kalau siang kan panas ya. Sementara ini pohon - pohonnya masih belum tumbuh besar. Jadi kalau siang saya rasa pasti panas. Semoga pohon - pohonnya ini cepat tumbuh biar rindang," tutupnya. Jumat (16/12/2022), Wabup Gresik Aminatun Habibah resmi melaunching Heritage Bandar Grissee. Launching kawasan seluas 60 hektar itu akan berlangsung selama tiga hari, 16 - 18 Desember 2022. Yang bakal diisi dengan berbagai kegiatan. Termasuk mengundang Menteri Parekraf RI, Sandiaga Uno. Aminatun Habibah menyebut, Heritage Bandar Grissee adalah wujud nyata toleransi. "Kalau berbicara toleransi, kita sudah selesai. Buktinya kita punya Kampung Arab, kita punya Kampung Peconan, kita juga punya Kampung Kolonial. Dari dulu hingga sekarang bisa hidup berdampingan," kata Bu Min, sapaannya. Gresik memiliki sejarah besar di masa lampau. Sebagai daerah pesisir, lekat dengan sebutan Syahbandar. Pelaut. "Oleh karenanya kawasan ini diberi nama Bandar Grissee yang menjadi representasi kejayaan masa lalu. Bahwa Gresik memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan masyarakat masyarakatnya," tandasnya. Sementara Bupati Fandi Akhmad Yani mengatakan, berbicara Gresik merupakan etalase toleransi multi etnis, multi ras dan multi agama yang tidak dimiliki daerah lain. Karena sejarah tidak bisa diputar lagi, tetapi bisa jadi pelajaran berharga dengan membangunnya kembali. "Dalam prosesnya, sekaligus kita bisa menghidupkan ekonomi kreatif," katanya. Grissee, begitu Kabupaten Gresik dikenal pada masa kolonial Belanda, merupakan kota pelabuhan yang berperan dalam perdagangan di Nusantara sejak abad ke-14 masehi. Secara umum, Bandar Grissee dapat dipandang sebagai sebuah titik hubung jalur perdagangan dunia. Gresik memiliki peranan besar. Dalam jalur perdagangan ini, wilayah barat yakni Eropa dihubungkan dengan wilayah timur yaitu China. Meskipun demikian, dalam praktiknya hubungan dagang yang terjadi tidak hanya melibatkan bangsa bangsa Eropa dan China saja. Tapi juga bangsa lain yang berada di sepanjang jalur tersebut, terutama bangsa Arab, Persia, dan India.(and/har)

Sumber: