Pernikahan karena Telanjur Hamil, padahal Hanya Sekali (5)

Pernikahan karena Telanjur Hamil, padahal Hanya Sekali (5)

Niken dan ayahnya bersitegang. Saat itulah Bambang muncul. Dia menyalami dan mencium tangan Broto, tapi ditarik keras. Ekspresi kasar terpampang “Jangan coba-coba memegang kami!” bentak Broto. Bambang surut. “Pa, Ma, sebaiknya kita bicarakan di lobi. Kasihan Niken. Kondisinya belum pulih,” kata Bambang. “Jangan panggil kami Mama dan Papa. Aku tidak mau tahu, kami tunggu Niken di rumah hingga dua minggu ke depan. Sendirian. Kalau dalam kurun waktu itu tidak pulang, selamanya jangan pulang,” kata Broyo sambil menatap tajam mata anaknya. Setelah menyelesaikan kalimat amarahnya, Broto bergegas melangkah keluar kamar, disusul istrinya. Niken hanya diam. “Tidak usah dipikirkan,” kata Bambang sambil mengelus pundak Niken. Meski mengangguk tanda mengiyakan, Niken tidak bisa menata pikiran agar tidak mengingat-ingat pembicaraan dengan ayah dan ibunya. Karena itu, ketika kondisi fisik dan mentalnya sudah membaik, Niken mencoba menelepon ibunya. “Ada apa? Mau pulang?” tanya Linda. Datar. “Niken minta maaf, Ma. Tolong pahami kondisi Niken…” kata Niken. Kalimatnya belum selesai, tapi telepon di seberang diputus. Tut… tut… tut… Tidak hanya menghubungi orang tua via telepon, Niken juga mencoba menemui mereka. Tentu saja dengan Bambang. Tapi, usaha itu tidak pernah berhasil. Telepon tidak pernah diangkat. Pintu rumah tidak pernah dibukakan. Terpaksa Niken menerima keadaan itu sebagai kenyataan yang harus diterima. Yang harus dijalani. Walau pahit. Untung saja sikap dan berlakuan Bambang sangat baik. Niken bahkan merasakan kasih sayang mertuanya melebihi kasih sayang yang diteriima dari ayah-ibu kandungnya. Lambat laun Niken akhirnya bisa melupakan trauma kecelakaan yang merenggut bayi pertamanya. Ia bersama Bambang lantas memprogram untuk kehamilan kedua. Tidak sampai enam bulan, program membuahkan hasil. Niken mengandung. Kehamilan itu disertai banyak kegembiraan. Pertama, Bambang berhasil menyelesaikan skripsi. Itu berarti tidak lama lagi kuliahnya sudah kelar. Itu juga berarti Bambang bakal berhasil  memenuhi cita-citanya menyelesaikan kuliah dalam waktu singkat. Cumlaude. Kedua, Bambang sukses membuka usaha baru di dua kota sekaligus. Kota-kota itu adalah penyanggah Kota Surabaya. Gresik dan Sidoarjo. Artinya, masa depan kedua usaha tadi sangat prospektif. Bambang dan ayahnya meyakini itu. Ketiga, Niken mendapat promosi jabatan setingkat lebih tinggi. Keberhasilan berlapis tadi disyukuri keluarga Bambang dengan mengundang yatim piatu dan penghuni panti jompo makan malam bersama di rumah. Dipanggil juga seorang ustaz yang sangat dikenal di Jatim. “Sebenarnya saya sangat ingin membagi kebahagiaan ini dengan Papa dan Mama. Tapi, kami tidak pernah berhasil menghubungi dan menemui mereka,” tulis Niken. Dia juga menjelaskan upayanya bersama suami dan mertua menjalin silaturami vs ayah dan ibu tidak pernah berhenti. Sudah tidak terhitung dia dan Bambang bertamu ke rumah. Juga, bersama kedua mertua. “Suatu hari kami ke rumah Papa. Kami sengaja pakai mobil Om, adik Ibu (mertua, red) , dan mengajak beliau sekalian. Sesampai di depan rumah Papa, Om kami minta turun duluan,” tulis Niken. (jos, bersambug)  

Sumber: