Polres Bangkalan Serahkan Bantuan kepada Warga Terdampak Puting Beliung 

Polres Bangkalan Serahkan Bantuan kepada Warga Terdampak Puting Beliung 

Kapolres Bangkalan AKBP Wiwit Ari Wibisono menyalurkan bansos kepada warga terdampak puting beliung di Desa Lantek Timur dan Desa Lantek Barat. Bangkalan, memorandum.co.id - Kapolres Bangkalan AKBP Wiwit Ari Wibisono berkunjung ke lokasi musibah angin puting beliung di Kecamatan Galis. “Kami nyambangi Desa Lantek Timur dan Desa Lantek Barat di Kecamatan Galis,” kata AKBP Wiwit, Sabtu (3/12/2022). Belasan rumah warga di dua desa terpencil ini porak-poranda akibat angin puting beliung beberapa waktu lalu. Didampingi Wakapolres Kompol Mokhamad Lutfi, para kabag dan kasat, rombongan kapolres tiba di lokasi musibah sekira pukul 08.00. Ikut mendampingi Muspika Kecamatan Galis, Kades dan perangkat Desa Lantek Timur dan Lantek Barat, serta beberapa tokoh masyarakat setempat. AKBP Wiwit dan rombongan memantau satu persatu rumah warga yang rusak sedang dan ringan akibat hempasan puting beliung. Puluhan paket sembako berupa beras, gula, minyak goreng dan mie instant, juga digelontorkan kepada warga terdampak musibah. Hal serupa juga juga dilakukan Polres saat nyambangi warga terdampak  puting beliung di Dusun Koalas, Desa Ptapan, Kecamatan Kwanyar. Dalam kunjungannya kali ini, AKBP Wiwit juga membawa tim Sidokkes ( Seksi Dokter Kesehatan) polres dan puskesmas. Satu persatu, warga di sekitar lokasi musibah mendapatkan  layanan pemeriksaan kesehatan.“ Mereka juga kami bantu obat-obatan gratis, sesuai gangguan kesehatan yang dikeluhkan,” ungkap AKBP Wiwit. Tak lupa, Kapolres wanti-wanti agar warga terbiasa menekuni pola hidup dan pola makan sehat, agar kesehatan mereka tetap terjaga. Ia mengingatkan agar warga tetap awas dan waspada terhadap kemungkinan masih terjadinya bencana hidrometeorologi.” Setidaknya hingga Maret 2023 nanti,” harap AKBP Wiwit. Alasannya, bencana spesifik hidrometerologi seperti angin puting beliung, banjir bandang dan tanah longsor di areal penambangan bukit kapur, masih berpotensi terjadi hingga beberapa bulan ke depan.” Sebab bencana model ini, memang sering terjadi saat transisi alih musim dari kemarau ke musim hujan itu,” pungkas AKBP Wiwit. (ras).

Sumber: