Kapolres Bangkalan Sambangi Warga Terdampak Angin Puting Beliung Koalas

Kapolres Bangkalan Sambangi Warga Terdampak Angin Puting Beliung Koalas

Bangkalan, Memorandum.co.id - Rentetan bencana hidrometereologi pada awal perubahan siklus musim dari kemarau ke musim hujan, khususnya angin puting beliung, mulai menebar musibah di Kabupaten Bangkalan. Realita ini segera mengusik kepedulian Kapolres AKBP Wiwit Ari Wibisono,SH SIK MH. Seperti Sabtu (26/11) pagi sekira pukul 08.30, AKBP Wiwit, didampingi Wakapolres Kompol Mokhamat Lutfi,SH, para Kabag, Kasat dan PJU Polres Lainnya, berinisiatif nyambangi lokasi musibah puting beliung di Dusun Koalas, Desa Ketetang, Kecamatan Kwanyar. “Selain nyambangi lokasi musibah, Bapak Kapolres juga menyalurkan bansos kepada warga terdampak bencana puting beliung yang menerjang Dusun Koalas, Selasa (22/11) lalu,” kata Kapolek Kwanyar, Iptu Moh Mansur,SH. Disaksikan Kepala Desa Ketetang, Moh Hafid, Kapolres AKBP Wiwit, Wakapolres dan seluruh Kabag dan Kasat, secara bergilir menyerahkan Bansos berupa sembako seperti beras, gula, minyak goreng dan mie instant kepada 18 kepala keluarga yang rumahnya mengalami kerusakan skala sedang akibat hempasan puting beliung. Moment baksos peduli kemanusiaan itu juga disaksikan Kapolsek Modung AKP Arif Junaedi, Kapolsek Tragah AKP Eko Siswanto dan Kapolsek Sukolilo, Kecmatan Labang, Iptu Agus Pujiono. Seperti Dusun Koalas di Desa Ketetang, Kecamatan Kwanyar, sebagia peta wilayah hukum tiga Polsek itu juga ketiban musibah hempasan puting beliung. Hampir tiga jam, Kapolres dan rombongan menyisir lokasi musibah, sekaligus memonitor 18 rumah warga yang porak porak poranda akibat hempasan putting beliung. "Kepada warga, saya titip pesan agar mereka mewaspadai potensi terjadinya bencana hidrometereorologi ketika siklus musim memasuki masa transisi alih musim dari kemarau ke musim hujan seperti sekarang ini,” kata AKBP Wiwit, sapaan akrab Kapolres. Jika merujuk pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya, potensi bencana spesifik hidrometereologi , biasannya berupa hujan lebat disertai petir, banjir bandang, angin puting beliung dan longsoran bukit di areal penambangan batu kapur.” Terutama mulai November hingga Maret nanti, saya ajak warga agar lebih meningkatkan kewasdaan,” pungkas AKBP Wiwit. (ras/gus)

Sumber: