Luncurkan Program Preventif dan Promotif, Cargill Gresik Kontribusi Penanganan Stunting
Gresik, memorandum.co.id - Upaya pemerintah dalam menurunkan angka stunting mendapat support dari berbagai pihak. Salah satunya PT Cargill Indonesia - Cocoa & Chocolate Gresik. Melalui program CSR (corporate social responsibility) berkontribusi dalam upaya preventif dan promotif penanganan stunting di tiga desa di Kecamatan Manyar. Cargill Gresik menggandeng tim Penala Samahita Parma, Pemkab Gresik serta stakeholders terkait dalam penanganan stunting di Desa Manyarejo, Desa Manyarsidomukti dan Desa Manyarsidorukun. Harapannya, kolaborasi yang dilakukan bisa menurunkan angka stunting di Indonesia, khususnya wilayah Kota Pudak. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh anak pada usia 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) atau lazim pada anak usia balita. Kondisi ini disebabkan kekurangan gizi kronis, juga infeksi pada masa hamil yang mempengaruhi kondisi Kesehatan ibu dan janinnya. Menurut World Health Organization (WHO), masalah kesehatan suatu bangsa dapat dianggap buruk jika angka prevalensi stunting lebih dari 20 persen. Sementara, angka prevalensi di Indonesia sebesar 24,4 persen (data: SGGI, 2021). Sedangkan di Jawa Timur sendiri, masih di atas angka rata-rata nasional yakni 24,5 persen pada 2021 lalu. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa permasalahan stunting menitikberatkan pada penanganan penyebab masalah gizi, yaitu faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan. Khususnya akses terhadap pangan bergizi (makanan), lingkungan sosial yang terkait dengan praktik pemberian makanan bayi dan anak (pengasuhan). Kemudian akses terhadap pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan (kesehatan), serta kesehatan lingkungan yang meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi (lingkungan). Keempat faktor ini mempengaruhi asupan gizi juga menjadi penyebab tidak langsung dari persoalan stunting. Namun, kondisi di setiap daerah berbeda. Seperti contoh kasus pada tiga desa di Kecamatan Manyar yang mendapat atensi Cargill Gresik. Sebagai wilayah yang dekat dengan kawasan industri, juga terdapat norma budaya dan nilai-nilai masyarakat yang perlu dipahami lebih dalam sebelum melakukan upaya intervensi. Cargill Gresik, sebagai perusahaan yang memiliki tata nilai dalam mendorong kemajuan generasi dan peningkatan sumber daya manusia, dalam menghadapi isu bonus demografi pada tahun mendatang, merasa perlu untuk terlibat langsung dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting di tiga desa tersebut. Antara lain dengan meluncurkan program Preventif dan Promotif dalam penanganan stunting di tiga desa Kecamatan Manyar, Kamis (17/11/2022). Launching program itu diresmikan langsung Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah. Turut hadir dari dinas kesehatan, dinas KB-PPPA, dinas sosial, camat Manyar, 3 kepala Desa Manyar Komplek, Puskesmas Kecamatan Manyar, dan pihak terkait. Admin and Relations Manager PT Cargill Indonesia - Cocoa & Chocolate Gresik Adi Suprayitno mengatakan, penurunan stunting merupakan salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs) tujuan kedua yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai ketahanan pangan. Ditambah lagi, merupakan mandat dari pemerintah Indonesia melalui Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021, tentang Percepatan Penurunan Stunting. Oleh karena itu stunting merupakan masalah nasional dan menjadi Program Prioritas Nasional sebagaimana yang tercantum di dalam RPJMN, dengan target pencapaian 14 persen di 2024. “Dalam upaya intervensi penurunan prevalensi stunting di Indonesia dibutuhkan peran yang holistik dan konvergen pada semua pihak. Baik pemerintahan pusat, pemerintahan daerah, pemerintahan desa, juga peran swasta atau dunia usaha yang memiliki kepedulian dalam penyelematan generasi di Indonesia, khususnya di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik," jelas Adi. Bagi Cargill Gresik, peluncuran program penanganan stunting ini merupakan tonggak awal sebelum melakukan berbagai upaya intervensi di lapangan. Diawali dengan melakukan assessment di tiga desa untuk menemukenali apa penyebab dari masalah stunting. Melibatakn kelompok relawan sebagai motor penggerak dalam upaya pencegahan maupun promosi penanganan stunting di tiga desa tersebut. Sementara itu Project Leader Penala Samahita Parma, Andri Siswanto Andri Siswanto mengatakan, sebagai mitra Cargill Gresik dan implementor di lapangan menyebut bahwa Solusi persoalan stunting bukanlah semata-mata menjadi urusan tenaga kesehatan. Lebih dari itu justru membutuhkan kekutan kolaborasi berbagai pihak secara holistik. "Antara pemerintahan desa, Puskesmas kelompok kader kesehatan, juga tokoh masyarakat yang ada di desa. Dengan menyadari posisi masing-masing ini, siapa akan melakukan apa, secara bersama- sama akan merumuskan langkah intervensi yang paling sesuai untuk tiga di Kecamatan Manyar," tegasnya. Komitmen Cargill Gresik tersebut, tentu saja mengharapkan dukungan besar dari pemerintah daerah dan multi pihak untuk bersama-sama mengerakkan berbagai stakeholder yang dapat membantu penurunan angka prevalensi stunting di wilayah Kota Pudak. Data Dinas Kesehatan Gresik menujukkan prevalensi stunting balita 25,5 persen pada tahun 2020 dengan target penurunan menjadi 18,4 persen di tahun 2022 dan menjadi 14 persen di tahun 2024. Pencapaian target tersebut tidaklah mudah tanpa kerja keras dan dukungan semua pihak dalam upaya percepatan penuruanan stunting.(and/har)
Sumber: