Dua Perampok Pembunuh Sopir Truk Ditembak Mati

Dua Perampok Pembunuh Sopir Truk Ditembak Mati

Lumajang, memorandum.co.id - Perampokan disertai pembunuhan dialami Moch Zainudin (32), sopir truk asal Desa Bades Kecamatan Pasirian, Kamis (21/11). Tidak sekadar dibunuh, truk yang disopiri korban juga dirampas oleh komplotan pelaku. Ironisnya sebelum tewas, Zainudin lebih dulu disetrum di atas truk, dipukuli lalu tubuhnya dibuang. Para pelaku selanjutnya membawa kabur truk ke arah Kunir lewat jalur lintas selatan (JLS), setelah menumpahkan pasir di tengah jalan Desa Selok Awar Awar. Kemudian tubuh korban dibuang di jalan baru Kecamatan Kedungjajang. Hanya saja, jenazah Zainudin sempat tergeletak di tepi jalan. Kemudian pelaku menyeretnya ke tengah tanaman bambu, dan jenazah korban ditutupi semak agar tidak ditemukan orang. Sampai akhirnya Tim Cobra Satreskrim Polres Lumajang berhasil mengungkap kasus perampokan sadis tersebut. Dua dari tiga pelaku terpaksa ditembak mati karena melawan. Sedangkan satu pelaku lagi, dilumpuhkan kedua kakinya dengan timah panas karena berusaha kabur saat ditangkap. Sementara, dua pelaku yang ditembak mati adalah Abdu (23), warga Semampir, Surabaya;  Ahmad (19), asal Dusun Krajan II, Desa Bago, Pasirian. Untuk pelaku yang ditembak kakinya yaitu Slamet Budiman (29), asal Dusun Siluman, Desa Bades, Kecamatan Pasirian, yang merupakan otak dari kejahatan tersebut. Terbongkaranya kasus tersebut berawal dari laporan Rudi Mispani (32), warga Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, sebagai pemilik truk warna putih N 9527 Y tahun 2018 yang disopiri Moch Zaenudin. Selama ini, menurut Rudi, korban merupakan sopir yang setiap harinya memakai truk yang dirampok para pelaku. Biasanya, Zanudin menyetorkan hasil yang didapat selama seminggu bekerja mengangkut pasir. Namun pada Senin (18/11) masih kata Rudi, yang menyetorkan hasil mengangkut pasir adalah istri korban. Rabu (20/11) pelapor menerima telepon dari pembeli bahwa pasir yang dipesan tidak kunjung dikirim. Sehingga Rudi mencoba menghubungi Zaenudin. Hanya saja, nomor HP korban tidak bisa dihubungi alias tidak aktif. Merasa curiga terjadi sesuatu terhadap anak buahnya, Rudi berinisiatif melapor ke Polsek Pasirian. Berdasarkan hasil penyelidikan anggota Polsek Pasirian dibantu Tim Resmob Cobra Polres Lumajang, truk yang dibawa korban akhirnya dipantau lewat GPS yang terpasang di kendaraan tersebut. Hingga petugas mampu melacak truk itu sejak dari Pasuruan menuju ke Pacet Mojokerto. Dari Mojokerto, kendaraan itu terus melaju dan mengarah ke Kota Batu. Sampai akhirnya, petugas  dibantu Tim Resmob Polres Batu melakukan penghadangan di wilayah Kota Batu. Sempat terjadi kejar-kejaran antara petugas dengan 3 pelaku yang menguasai truk tersebut. “Saat dilakukan penghadangan, pelaku berusaha menerobos. Tak ada pilihan lain kami terpaksa menembak pengemudinya. Sementara, satu pelaku berusaha kabur sambil terus melawan petugas. Akhirnya anggota menembak dadanya,” terang Kasatreskrim Polres Lumajang AKP Hasran yang memimpin pengejaran terhadap komplotan begal  tersebut. Dalam penangkapan itu, petugas juga meringkus 5 orang yang diduga sebagai penadah truk curian tersebut. Untuk pemeriksaan lebih lanjut, mereka digiring ke Mapolres Lumajang, berikut satu unit Avanza yang dipakai menjadi sarananya. Dari pengakuan pelaku yang masih hidup (Slamet Budiman), dia bersama kedua temannya (Abdu dan Ahmad) melakukan perampasan truk sejak dari Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian. Kemudian dalam perjalanan, korban dianiaya pelaku dan jenazahnya dibuang di jalan baru Kecamatan Kedungjajang. Selanjutnya anggota Polsek Pasirian bersama Tim Cobra Polres Lumajang mengecek lokasi terakhir korban dibuang oleh para pelaku. Setiba di tempat kejadian perkara (TKP), petugas menemukan jenazah Zainudin tergeletak di bawah tanaman bambu. “Awalnya pelaku berbelit-belit. Hingga akhirnya mengaku jika dia  bersama kedua temannya sempat menganiaya korban hingga tewas, lalu membuang jenazahnya ke areal tanaman bambu,”pungkas Hasran. (tri/nov)

Sumber: