Demokrat Minta Pemerintah Perhatikan Nasib Petani
Surabaya, Memorandum.co.id - Fraksi Demokrat DPRD Jawa Timur mendorong Pemprov Jawa Timur lebih memperhatikan nasib petani. Sebab rendahnya Nilai Tukar Petani (NTP) tak lepas dari minimnya pemanfaatan resi gudang. Gudang yang seharusnya dimanfaatkan untuk menyimpan komoditi pertanian saat datang panen raya tidak dimanfaatkan secara maksimal. Akibatnya harga komoditi di pasaran drop dan petani yang dirugikan. Anggota Fraksi Demokrat DPRD Jatim, dr Agung Mulyono mendorong dinas terkait memanfaatkan resi gudang secara maksimal. Mengingat keberadaanya dijamin oleh asuransi Jamkrida serta dapat melindungi petani dari kerugian akibat tak ada tempat penampungan komoditas saat panen raya. "Saya selalu memperhatikan, setiap panen raya dimana hasil komoditas berlimpah, namun tidak ada tempat penampungan," terang dr Agung.[penci_related_posts dis_pview="no" dis_pdate="no" title="baca juga" background="" border="" thumbright="no" number="4" style="list" align="left" withids="" displayby="tag" orderby="rand"] Akibatnya, lanjut Agung Mulyono, hasil panen ditaruh diluar dan rusak sehingga harganya drop. "Padahal pemerintah bisa memanfaatkan resi gudang untuk menampung hasil panen agar haganya tetap stabil di pasaran,"jelas politisi asal Partai Demokrat. Bahkan, jika resi gudang dimanfaatkan secara maksimal maka dapat mendongkrak pendapatam petani lewat NTP. Salah satunya saat panen raya tomat, di pasaran harganya sangat murah Rp500/kg atau tidak sebanding dengan saat menanam. Akibatnya petani malas memanen karena upahnya tak sebanding dengan harga di pasaran ysng sebelumnya Rp4 ribu/kg. Agung Mulyono menilai perlindungan pemerintah terhadap petani kurang maksimal. Dan jika ini dibiarkan lambat laun banyak petani yang beralih profesi karena menjadi petani tak menjamin hidup layak. "Lihat saja para anak petani memilih bekerja di pabrik daripada melanjutkan pekerjaan orangtuanya menjadi petani. Karena kehidupan mereka tidak bisa menjsmin hidup layak. Sementara pemerintah berkeinginan Jatim menjadi wilayah agro, sehingga untuk kehidupan dan kesejahteraan petani perlu diperhatikan,” pungkasnya. (day/gus)
Sumber: