Politisi Merakyat Peduli Wong Cilik

Politisi Merakyat Peduli Wong Cilik

Surabaya, memorandum - Surat Kabar Harian (SKH) Memorandum bukan media yang baru dikenal Sekretaris Komisi A DPRD Surabaya H Budi Leksono SH. Politisi senior PDI Perjuangan Surabaya ini sudah mengenal Memorandum sejak tahun 1984. Saat dirinya menjadi seorang loper koran. Yang dijajakan termasuk koran Memorandum. Hingga waktu bergulir, Buleks, sapaan lekat Budi Leksono tak menyangka. Kini dirinya justru kerap termuat dalam koran. Statemen konstruktif yang dilontarkan acapkali dikutip banyak media. Di antaranya Memorandum. Koran yang dulu ia tawarkan ke pembaca. “Sejak dulu, saya sudah mengenal Memorandum sebagai media yang besar di Jawa Timur. Hingga sekarang, Memorandum terus tumbuh menjadi koran kebanggaan masyarakat Jawa Timur,” ujar Buleks. Sosok pria humanis yang sering melempar senyum ramah ini bukan orang baru di DPRD Surabaya. Buleks sudah terpilih dua periode. Yakni sejak 2014. Lalu maju kembali pada 2019 dan terpilih. Terus dipercaya masyarakat metropolis. Selama menjadi wakil rakyat, legislatif asal dapil I ini sangat digemari. Mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat. Terutama oleh kalangan wong cilik. Bahkan, Buleks juga mendapat respons positif dari ribuan suporter Persebaya yaitu Bonek. Bukan tanpa alasan. Hal tersebut berkat pelayanan Buleks yang tulus dalam mengawal aspirasi masyarakat. Baik itu masyarakat kalangan bawah, menengah, dan ke atas. Semuanya dirangkul. Ada yang membutuhkan dibantu dan ditandu. “Sebagai wakil rakyat, kita kerja ikhlas. Saya berbekal 4 pedoman, yaitu jujur, kerja keras, peduli kepada masyarakat, dan yang terakhir doa,” ujar pecinta Bung Karno ini. Buleks seringkali menaruh atensi terhadap permasalah yang terjadi di tengah konstituennya. Baik itu masalah sosial, kesehatan, pendidikan, pembangunan, hingga kemiskinan. Hal ini dilakukannya lantaran Buleks mengerti nasib. Dia besar dengan tertatih-tatih. Buleks berangkat dari keluarga yang sederhana. Saking sederhananya, Buleks kecil terancam tidak bisa menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Sekolah pun hanya sampai tingkat pertama (SMP). “Karena desakan ekonomi, membuat saya harus bekerja sejak muda. Dari berjualan koran, menyemir sepatu, berjualan keliling di Pelabuhan Tanjung Perak, sampai pernah bekerja sebagai office boy,” kenangnya. Tak ayal, Buleks dikenal sebagai politisi yang merakyat. Peduli terhadap wong cilik. Sebab Buleks merasa, hidup ini harus bermanfaat untuk orang banyak. Memberikan kemashlahatan umat. Itu yang ia pegang selama duduk di kursi DPRD Surabaya. “Saya ingin keberadaan saya ini memberikan kebermanfaatan untuk banyak orang. Selama saya bisa, maka akan saya bantu sekuat tenaga,” ucapnya. (bin)

Sumber: