Eri Cahyadi: Pemilihan Sekkota Definitif Lalui Seleksi, Bukan Like and Dislike
Surabaya, memorandum.co.id - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan akan menggelar open bidding (seleksi terbuka) dalam menentukan jabatan sekretaris kota (sekkota) definitif. Rencananya, open bidding jabatan tertinggi dalam tatanan birokrat tersebut dilangsungkan pada pertengahan November mendatang. "InsyaAllah open bidding pertengahan November. Kita masih butuh masukan penuh dari provinsi soal syaratnya apa saja, supaya sekkota yang terpilih benar-benar memiliki kemampuan," kata Eri, Minggu (30/10/2022). Seiring dengan itu, maka sementara ini kekosongan kursi sekkota diisi oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Erna Purnawati. Pemkot telah melantik Erna sebagai penjabat (Pj) sekkota pada Rabu (26/10/2022) lalu. Usai rekomendasi dari gubernur turun. "Erna sudah dilantik. Rekomendasinya sudah turun dari Bu Gubernur. Nanti setelah Pj ini, maka kita membuka open bidding. Setelah itu, siapa saja yang mendaftar saya nggak tahu," tutur wali kota. Kendati demikian, Eri menjelaskan bahwa sedikitnya ada tiga kualifikasi yang diperlukan bagi para ASN yang ingin menjabat sebagai sekkota. Pertama yakni, calon sekkota paling tidak memiliki background pendidikan S-2. Lalu, sudah pernah memegang minimal empat organisasi perangkat daerah (OPD). "Kemudian dia paling tidak sudah atau sedang mengikuti diklatpim 2, diklatpim 1. Sebelum jadi pemimpin, dia harus ikut diklatnya. Terkait apa, nata manusia, nata anggaran, sehingga bisa tahu semuanya," ucap Eri. Wali kota menegaskan bahwa pihaknya tak ingin terburu-buru dalam menentukan sekkota. Sebab, Eri berharap sekkota terpilih dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan benar. Selaras dengan visi-misi pembangunan Kota Surabaya. "Kriteria tersebut yang saya harapkan. Itu kenapa nanti saya tanyakan ke provinsi, sehingga berkelanjutan. Bukan karena suka dan tidak. Tapi bagaimana jadi sekkota yang benar itu (yang saya harapkan, red)," tegas dia. Sedangkan masa jabatan Erna sebagai Pj sekkota akan berlangsung selama tiga bulan. Sebab, Pj sifatnya menunggu dan menjalankan sementara. "Bagi saya, Bu Erna itu paling senior. Jabatannya yang tinggi hampir (diantara) semuanya. Dan paling benar yang dipilih ya yang paling senior. Kalau junior dipilih nggak pas," tandas Eri. Disinggung soal peluang Erna menuju sekkota, Eri memastikan hal tersebut mustahil. Erna tak dapat menduduki sekkota definitif lantaran sudah berusia 58 tahun. Sedangkan sekkota maksimal berusia 56 tahun. "Sekkota itu pada waktu dipilih maksimal berumur 56 tahun pada waktu pendaftaran. Jadi, (Erna) ndak isa. Definitif pun nggak bisa," tuntasnya. (bin)
Sumber: