Kasus Anemia Ibu Hamil Tinggi, Dosen Unair Geber Sosialisasi
Tim dosen Unair usai menggelar sosialisasi penanganan anemia di Puskesmas Semboro. Surabaya, memorandum.co.id – Universitas Airlangga (Unair) terus berkomitmen dalam menegakkan pilar Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satunya diwujudkan melalui kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas). Terbaru, pengmas dilaksanakan oleh tim dosen dari program studi (prodi) Kebidanan, Fakultas Kedokteran (FK), Unair. Mengusung tajuk Optimalisasi Maternal Empowerment melalui Penanganan Anemia pada Ibu Hamil, kegiatan ini berlangsung semarak di Puskesmas Semboro, Jember, Rabu-Jumat (26-28/10/2022). Dr Dewi Setyowati, salah satu dosen yang terlibat menjelaskan, tujuan diadakannya pengmas tersebut ialah untuk memberikan wawasan mengenai anemia terhadap masyarakat desa. Terutama pada ibu hamil dan kader kesehatan setempat. “Jadi kami dari tim prodi Kebidanan Unair melakukan penyuluhan kesehatan terkait anemia pada ibu hamil. Sasaran kami pada kegiatan tersebut yang pertama adalah ibu hamil, lalu yang kedua adalah kadernya. Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan para ibu hamil dan kader tentang anemia dalam kehamilan,” terang Dewi, Ahad (30/10/2022). Total ada sebanyak 80 ibu hamil dan kader yang terlibat. Mereka tampak antusias mengikuti penyuluhan. Di lokasi, tim dosen Kebidanan FK Unair memaparkan pentingnya antisipasi dan deteksi dini terhadap penyakit anemia. Yang diantaranya dapat dilakukan melalui pemeriksaan hemoglobin (Hb) dan rutin mengkonsumsi tablet zat besi (Fe). “Kami sengaja memilih penyuluhan di Jember, karena Jember menjadi salah satu wilayah dengan kematian ibu hamil yang relatif tinggi di Jawa Timur. Hal itu disebabkan sarana dan prasarana yang masih kurang memadai. Lalu mereka (ibu hamil) ketika pemeriksaan lab itu tidak semudah di sini (Surabaya). Jadi deteksinya sangat terbatas, sehingga perlu dilakukan tindakan untuk pemeriksaan tersebut,” paparnya. Oleh sebab itu, pihaknya menggeber penyuluhan. Harapannya agar para perempuan, khususnya di Kecamatan Semboro, dapat lebih aware mengenai bahaya anemia yang dapat menyebabkan kematian pada ibu hamil. Terlebih, data anemia di Jember dan sejumlah daerah lain di Jatim cukup tinggi. Meski sebenarnya sudah ada program pemerintah berupa pemberian tablet tambah darah (TTD), akan tetapi data anemia di daerah Jember dan daerah lain di Jawa Timur masih tinggi. "Penyebabnya, beberapa ibu hamil masih belum tahu pentingnya pemeriksaan Hb (hemoglobin) di awal trimester pertama dan trimester terakhir. Pemerintah sudah memfasilitasi gratis melalui puskesmas, namun banyak ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan. Karena itu, kami hadir memberikan penyuluhan berkaitan dengan ini,” ungkap Dewi. Soal pemeriksaan Hb, Dewi mengatakan bahwa hal tersebut sangat penting dilakukan oleh ibu hamil. Tujuannya untuk mendeteksi kadar Hb. Apabila dalam deteksi ditemukan hasil kadar Hb-nya rendah atau mengalami anemia, maka bisa sangat fatal bagi kondisi ibu dan janin. “Yang mana nanti janinnya bisa lahir (berukuran) kecil atau perkembangannya yang terhambat. Bahkan ketika lahiran nanti, si ibu bisa mengalami perdarahan dan sebagainya. Nah, ketika itu belum disadari apa efek dari Hb yang rendah, jadinya para ibu-ibunya masih kurang kesadarannya untuk periksa maupun meminum tablet Fe yang sudah difasilitasi oleh pemerintah,” beber dia. Melalui penyuluhan yang sudah digalakkan ini, tim dosen Kebidanan FK Unair berharap, para ibu hamil semakin peduli untuk memeriksakan Hb dan meminum tablet Fe. Sehingga nantinya ibu yang melahirkan selamat dan anak yang dilahirkan bisa tumbuh sehat. “Kami memberikan penyuluhan supaya sikap dari ibu hamilnya ini bisa secara sadar periksa dan menjaga Hb-nya. Dengan begitu, lahirannya nanti lancar dan bayi yang dilahirkan juga dalam kondisi yang normal,” tuntas Dewi. (bin)
Sumber: