Musim Hujan, Pemkab Jombang Antisipasi Bencana
Jombang, Memorandum.co.id - Kabupaten Jombang secara geografis merupakan salah satu daerah rawan bencana. Memasuki musim penghujan 2022 saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang telah mempersiapkan diri untuk mengantisipasi bencana. Bencana yang sering terjadi yakni bencana banjir, tanah longsor dan angin puting beliung. Dengan opd terkait, secara pentahelix yang melibatkan lima unsur, BPBD Jombang telah mengidentifikasi dan mengantisipasi beberapa titik paling rawan terjadinya bencana banjir. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Jombang, Bambang Dwijo Pranowo mengatakan, bahwa kategori rawan bencana dibagi tiga, yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah. Untuk kawasan dengan rawan bencana tinggi ada 34 desa, yang sedang ada 70 desa. "Untuk kecamatan yang memiliki rawan bencana paling tinggi ada di delapan kecamatan," katanya saat ditemui di acara Bulaga Pemkab Jombang di Lapangan Sumobito, Senin (24/10/2022). Bambang menjelaskan, delapan kecamatan yaitu Kecamatan Wonosalam, Bareng, Mojowarno, Mojoagung, Sumobito, Kabuh, Plaandaan, Ngusikan. Delapan titik tersebut memiliki kerawanan bencana yang beragam. "Kabupaten Jombang salah satu dengan Multiple Hazard atau potensi bencananya beragam," jelasnya. Bambang memaparkan, Kabupaten Jombang concern dalam antisipasi bencana. Hal ini dibuktikan dengan salah satu program prioritas Bupati Jombang adalah menurunnya indeks resiko bencana (IRB). "Tahun 2020 sudah masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD)," paparnya. Selain itu Bambang menegaskan, untuk personel, peralatan dan yang lain sudah disiapkan. Pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas (PRBBK) juga sudah ditingkatkan. "Melalui desa tangguh bencana yang berjumlah 29 titik, juga rumah sakit tangguh bencana," tegas pria yang pernah duduk di Sekretaris Dinas Perkim Jombang ini. Disamping itu, juga memliki teman-teman potensi relawan yang concern membantu penyelenggaraan penanggulangan bencana. "Insyaallah di Kabupaten Jombang, bencana bisa kita tangani," ujar Bambang. Terkait pos anggaran penanganan bencana, Bambang mengungkapkan, alokasi BPBD Jombang pada 2022 sejumlah sekitar Rp 7 miliar. Tapi seandainya penganggaran itu tidak cukup, maka ia bisa berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jatim atau di BNPB. "Seperti kasus Covid-19 dan bencana lainnya, kami masih bisa menggunakan anggaran belanja tidak terduga dari Pemkab Jombang dan Pemprov Jatim," tukasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Jombang, Bayu Pancoroadi menerangkan, dalam mengantisipasi bencana pada 2022 ada 27 titik sungai yang dinormalisasi. "Baik dari Pemkab Jombang, BBWS Brantas dan Provinsi Jatim," terangnya. Bayu membeberkan, pada titik Kali Gunting sudah dilakukan normalisasi oleh BBWS mulai dari hulu sampai hilir. Kali Gunting merupakan daerah aliran sungai (DAS) dari brantas. Kali Gunting muaranya ke Ngotok Ring Kanal. "Harapan kami semoga tahun ini di Kali Gunting sudah tidak ada lagi bencana banjir," bebernya. Bayu menandaskan, normalisasi di Ngotok Ring Kanal sudah maksimal. Penampangnya sudah dilebarkan, kedalaman sudah dinormalisasi sampai tiga meter. Untuk tanggul kritis di seurutan DAS nya Kali Gunting sudah masuk di usulan BBWS Brantas, tinggal realisasi yang mungkin akan dilaksanakan pada 2023. "Sedangkan untuk titik paling rawan di Kabupaten Jombang, yakni berada di Watu Dakon," pungkasnga. (yus)
Sumber: