Ha ha ha ha ha…

Ha ha ha ha ha…

Dunia ini panggung sandiwara Ceritanya mudah berubah Kisah Mahabrata Atau tragedi dari Yunani Setiap kita dapat satu peranan Yang harus kita mainkan Ada peran wajar Ada peran berpura-pura Mengapa kita bersandiwara? Mengapa kita bersandiwara? Peran yang kocak bikin kita terbahak-bahak Peran bercinta bikin orang mabuk kepayang Dunia ini penuh peranan Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan Mengapa kita bersandiwara? Mengapa kita bersandiwara? Peran yang kocak bikin kita terbahak-bahak Peran bercinta bikin orang mabuk kepayang Dunia ini penuh peranan Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan Mengapa kita bersandiwara? Mengapa kita bersandiwara? Mengapa kita bersandiwara? Mengapa kita bersandiwara? Tulisan di atas adalah syair lagu berjudul Panggung Sandiwara. Sengaja “Matahati” menulis dan mengangkat lagu ini sebagai tema tulisan pekan ini. Alasan kuatnya karena situasi dan kondisi terkini negeri ini menyiratkan sebuah cerita dalam fragmen alias sandiwara. Dari sisi apa pun terlihat begitu. Politik, ekonomi, keamanan, pendidikan, sosial, mental spiritual, olahraga, media, dan masih banyak sisi kehidupan lainnya memiliki cerita yang mudah berubah. Pagi, siang, sore, malam tak pernah sama, selalu berubah bak kisah Mahabarata. Tegasnya, setiap kita bergelut di bidang apa pun mulai atasan, bawahan, pejabat, pejabat utama, penggiat, profesional, penghobi dan sebagainya selalu mendapatkan satu peran. Peran penting, peran tidak penting bahkan peran yang berpura-pura penting atau tidak penting, semua ada. Tak hanya itu, peran kocak pun juga ada di sekitar kita. Orang-orang dan kita memiliki peran sendiri-sendiri sesuai dengan (mungkin) takdirnya!. Alhasil, setiap kita memiliki peranan dalam kehidupan yang penuh sandiwara ini. Tertawa-tawa, sedih, kesal, marah, bahagia, senang, riang, ada di kita semua saat ini. Inilah sandiwara nyata kita sebagai manusia persis seperi syair lagu Panggung Sandiwara. Nah terkini, di negeri kita juga begitu. Sandiwara apa pun ada di negeri berjuluk “kolam susu” ini. Ada cerita kelam, ada cerita bahagia, ada tragedi, ada cerita persaingan kotor, persaingan bersih semua ada. Di setiap sudut kehidupan ada semua!. Terdekat, kejadian pembunuhan berencana anggota kepolisian Brigadir J oleh Ferdy Sambo dkk, tragedi Kanjuruhan, penangkapan Irjenpol Teddy Minahasa, pengangkatan Anies Baswedan sebagai capres (calon presiden) oleh Partai NasDem, gonjang-ganjing atau teka-teki Ganjar Pranowo untuk bisa atau tidak jadi capres, ribut-ribut partai politik bermanuver menciptakan koalisi-koalisi, pelaporan dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo oleh Bambang Tri Mulyono, dan lain sebagainya (masih banyak lagi) itu semua bak sandiwara yang boleh kita tertawakan terbahak-bahak. Lantas wajarkah kita bersandiwara sebagai jawaban atas pertanyaan dalam syair lagu “Panggung Sandiwara” yang berbunyi mengapa kita bersandiwara. Mari kita semua tertawa terbahak-bahak melihat kejadian kejadian di sekeliling kita (terkini) sebagai wujud kalau kita sedang bersandiwara. Hahahahaha…(*)

Sumber: