Kasus Gagal Ginjal Akut, Ketua Komisi D: Masyarakat Jangan Panik

Kasus Gagal Ginjal Akut, Ketua Komisi D: Masyarakat Jangan Panik

Surabaya, memorandum.co.id - Ketua Komisi D DPRD Surabaya Khusnul Khotimah meminta masyarakat untuk tidak panik dan tetap tenang dalam menyikapi munculnya penyakit gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak. Meski begitu, Khusnul tetap meminta orang tua dan masyarakat, untuk selalu waspada. Terutama apabila anak mengalami gejala yang mengarah ke sakit ginjal akut. Seperti mual, muntah, batuk, flu, dan mengantuk. "Kami di Komisi D DPRD Surabaya telah melakukan rapat bersama dengan dinas kesehatan (dinkes), IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), dan Persi (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) dalam rangka menyakit penyakit gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak ini," ujar Khusnul, usai hearing, Jumat (21/10/2022). Menurut Khusnul, ada hal-hal yang harus menjadi perhatian orang tua. Seperti menerapkan dan selalu menjaga perilaku hidup sehat dan bersih. Di antaranya mencuci tangan, makan-makanan yang bergizi seimbang, tidak jajan sembarangan, minum air matang, dan memastikan imunisasi anak rutin. "Kami juga mendorong dinkes untuk berkoordinasi dengan dinas pendidikan dalam rangka upaya preventif dan promotif di lingkungan sekolah. Ini penting, karena penyakit gagal ginjal akut ini menyerang anak-anak, dan juga memastikan lingkungan sekolah juga sehat dan bersih," ungkapnya. Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya ini menyatakan, sinergi dan kolaborasi dari seluruh pihak sangat diperlukan agar penyakit ini bisa dicegah sedini mungkin. "Dinkes kita dorong juga membuat hotline center, agar bisa segera dimanfaatkan masyarakat apabila ada indikasi kasus yang mengarah kepada gagal ginjal. Selain itu, sosialiasi mengenai apa itu gagal ginjal akut juga penting dilakukan Dinkes Surabaya, termasuk cara-cara pencegahannya," ungkapnya. Terkait berapa jumlah anak Surabaya yang telah terkena penyakit gagal ginjal akut ini, Khusnul mengatakan, belum ada konfirmasi kepastian yang saat ini dirawat di rumah sakit. Sebab info dari dinkes, data yang tersaji adalah data yang disampaikan Kementerian Kesehatan. Baik itu suspect atau probable. (bin)

Sumber: