PDAM Surabaya: Kenaikan Tarif Air Bersih untuk Peremajaan Pipa
Surabaya, memorandum.co.id - Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya telah mengusulkan kenaikan tarif air bersih. Nilai peningkatan tarifnya yakni, untuk yang terendah Rp 2.600 per m3, lalu yang tertinggi Rp 12.500 per m3. Direktur Utama PDAM Surya Sembada, Arief Wisnu Cahyono menjelaskan, usulan kenaikan tarif tersebut tengah dalam pengkajian oleh Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya. Adapun untuk kelompok 1, seperti masyarakat MBR, masyarakat yang bermukim di rumah susun sewa sederhana (rusunawa), dan tempat ibadah untuk pemakaian 0 sampai dengan 20 m3 justru turun. Sedangkan kelompok 2, 3, dan 4 mengikuti aturan Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/775/KPTS/013/2021 tentang Pedoman Tarif Batas Atas dan Tarif Batas Bawah Air Minum Bagi BUMD kabupaten/kota se-Jawa Timur pada tahun 2022. "Kenaikan tarif yang kita usulkan ini justru masih lebih rendah bila dibandingkan Kabupaten Sidoarjo dan Gresik," ujar Arief Wisnu, Jumat (14/10). Dalam surat gubernur tersebut disebutkan bahwa tarif rata-rata atau harga jual air minum BUMD Surabaya pada tahun 2022 masih rendah jika dibanding dengan Kabupaten Sidoarjo dan Gresik. Disebutkan untuk tarif batas atas PDAM Surabaya Rp17.202/m3, batas bawah (tarif dasar) Rp2.659/m3, tarif rata-rata (harga jual) Rp 3.619/m3 atau Rp 3,6 per liter. Sedangkan Kabupaten Gresik untuk tarif batas atas Rp 17.188/m3, batas bawah Rp 8.074/m3 dan tarif rata-rata Rp 12.021/m3. Untuk Kabupaten Sidoarjo, tarif atas Rp 17.174/m3, tarif bawah Rp 6.213/m3 dan tarif rata-rata Rp 9.699/m3. "Rata-rata konsumsi masyarakat Surabaya sebesar 29.000 liter per bulan dengan harga rata-rata Rp 3,0 per liter atau Rp 3.000 per m3," jelasnya. Menurut Arief, yang perlu ditekankan bahwa biaya kenaikan tersebut untuk mengolah air baku dari Kali Surabaya untuk kemudian dialirkan ke rumah-rumah warga. Total panjang jaringan pipa PDAM Surabaya mencapai 6.000 kilometer dengan berbagai macam ukuran. "30 persen di antaranya sudah berusia lebih dari 50 tahun dan saatnya dilakukan peremajaan," ucapnya. Oleh karena itu, urgensi PDAM meningkatkan tarif air bersih tersebut untuk menutup biaya peremajaan pipa yang tidak sedikit. Dengan kondisi pipa yang optimal, maka kondisi air bersih yang disuplai ke masyarakat akan semakin meningkat. Pihaknya pun mendapati adanya salah satu pipa produksi tahun 1902 ukuran 80 mm yang kondisinya memprihatinkan. "Mestinya 10 atau 20 tahun yang lalu sudah dimulai peremajaan pipa secara masif. Kondisi pipa yang tidak layak ini yang menyebabkan air keruh, ketika kapasitas dinaikkan," jelasnya. PDAM juga tak memungkiri bahwa pada tahun ini tren keluhan pipa bocor dan air kotor naik 30 persen. Yakni, ada sebanyak 2163 pelanggan yang mengeluhkan air kotor. Kemudian keluhan mengenai pipa bocor ada 6321 pelanggan. "Sebagaimana kondisi saat ini, kami harus memilih, jika tekanan dan kapasitas tidak naik, air lebih jernih tapi lebih banyak wilayah yang terdampak tidak keluar air," tandasnya. Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menginginkan agar tarif PDAM dapat dibedakan antara klaster perumahan menengah ke atas dengan perkampungan. "Tarif masih kita hitung. Karena saya berharapnya, tidak ada lagi warga miskin mensubsidi warga kaya. Tapi dijaga betul," kata wali kota. Dengan demikian, lanjut Eri, warga yang benar-benar mampu tetap membayar PDAM. Sedangkan warga yang tidak mampu, dapat disubsidi oleh pemerintah. Karena baginya, pemerintah harus hadir untuk warganya. "Ini yang harus diubah cara kerjanya. Saya berharapnya di 2023 sudah berjalan semuanya," ujarnya. Di sisi lain, Eri juga meminta PDAM supaya melakukan kajian soal tarif air bersih bagi warga miskin. Misalnya,, untuk pelanggan dari kalangan MBR dengan kebutuhan air di bawah 10 ribu liter, mereka dapat diberi skema subsidi. "Kalau air itu untuk kepentingan pribadi, kepentingan keluarga, 10 ribu liter itu bisa untuk lima orang yang (tinggal) di luasan rumah 70 meter persegi. Ini lagi dikaji, saya berharap kalau itu (perhitungan) bisa gratis, ya gratiskan," pungkas dia. Di samping itu, Wali Kota Eri tak memungkiri bahwa belum seluruhnya permukiman warga teraliri oleh air bersih. Oleh karena itu, pada akhir 2023 pemkot menargetkan seluruh wilayah di Kota Pahlawan sudah teraliri PDAM. "Saya minta camat dan lurah menginformasikan mana saja di wilayahnya yang belum teraliri PDAM. Kemudian nantinya akan dilakukan perhitungan oleh PDAM. Apakah perlu pipa baru, atau apa, sehingga bisa teraliri PDAM. Fainsyaallah di tahun 2023, semuanya harus teraliri air," pungkas wali kota. (bin)
Sumber: